Singaraja, Koranbuleleng.com | Serikat Petani Suka Makmur mulai melirik tanaman sorgum. Selain memiliki nilai ekonomis menjanjikan, produk tanaman pengganti beras ini diklaim memiliki kandungan gizi lebih tinggi dibandingkan nasi atau beras.
Petan yang berada di Dusun Sendang Pasir,Desa Pemuteran,Gerokgak ini menanam bibit sorgum di lahan seluas 1 hektar dan telah dilakukan panen perdana beberapa waktu lalu. Dengan modal Rp10 juta, mulai dari penyiapan bibit perawatan hingga panen dalam waktu 3 bulan.
“Kita mulai kembangkan jenis tanaman sorgum sebagai pengganti beras karena memiliki nilai ekonomis menjanjikan dan akan dilirik disebabkan memiliki kandungan gula lebih rendah dibandingkan nasi atau beras,” ujar Ketua Serikat Petani Suka Makmur, Rasik
Di lahan satu hektar pihaknya memperoleh hasil sebanyak 8 ton sorgum sekali panen. Sorgum ini bisa dipanen dalam masa tiga kali panen dan tergantung perawatan. Artinya usai panen tanaman sorgum masih bisa tumbuh lagi dan menghasilkan sorgum dengan kualitas yang sama.
“Harga sorgum mencapai Rp35 ribu perkilogram dalam bentuk jadi. Kami memiliki sebanyak 8 ton sorgum baik dalam bentuk gabah maupun bibit,” ungkapnya.
Hanya saja, untuk saat ini pihaknya kesulitan mengelola sorgum pasca panen. Pasalnya, belum tersedia mesin perontok maupun mesin giling untuk memproses sorgum menjadi bahan pangan yang siap dimasak seperti beras.
“Untuk sementara petani masih melakukan cara manual untuk memproses sorgum menjadi bahan pangan yang siap diolah menjadi makanan.“ katanya.
Rasik mengatakan, pasca panen perdana di lahan seluas 1 hektar akan dikembangkan lagi di lahan lebih luas untuk mencari makanan alternatif non beras terutama menghadapi musim pandemi COVID 19 seperti saat ini.
“Semakin beragam bahan pangan alternatif non beras akan semakin baik karena banyak hal yang akan berubah,baik dari sisi kesehatan maupun ketahanan cadangan pangan. Dan petani kami memilih sorgum untuk dikembangkan,” pungkasnya. |ET|