Dirjen Bimas Hindu, Kementerian Agama RI, Tri Handoko Seto melakukan kunjungan kerja ke STAHN Mpu Kuturan Singaraja diterima langsung oleh Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Gede Suwindia, beserta jajarannya.
Singaraja, koranbuleleng.com |STAH Negeri Mpu Kuturan sedang membidik lahan seluas 4 hektar yang berada dibelakang lokasi kampus saat ini di kelurahan Banyuning, Singaraja. Lahan tersbeut dimaksudkan untuk pelruasan fisik Kampus STAH Negeri Mpu Kuturan.
Kementerian Agama RI sudah mendukung upaya itu dalam mewujudkan pengembangan kampus STAHN Mpu Kuturan Singaraja di Jalan Pulau Menjangan, Kelurahan Banyuning.
Dirjen Bimas Hindu, Kementerian Agama RI, Dr. Tri Handoko Seto mengapresiasi kerja keras sivitas akademika di STAHN Mpu Kuturan Singaraja dalam mewujudkan kampus yang berkualitas. Pihaknya pun berjanji tahun depan akan memberikan anggaran Rp 15 miliar untuk menuntaskan pembangunan ruang perkuliahan.
“Saya sudah melihat ada rencana-rencana besar, bagaimana pegembangan kampus ini kedepan. Namun demikian, sebelum melangkah lebih jauh, saya ingin melihat sebenarnya value proposition dari perguruan tinggi ini apa? Apa yang ditawarkan pengelola perguruan tinggi bagi masyarakat, bagi negara?. Sehingga kami akan mengambil keputusan membesarkan sampai sebesar-besarnya,” ujar Dirjen Handoko saat melakukan kunjungan ke kampus STAH Mpu Kuturan, Minggu 8 Nopember 2020.
Tri Handoko Seto melakukan kunjungan kerja ke STAHN Mpu Kuturan Singaraja secara perdana ke Buleleng pasca dilantik pada Agustus lalu. Dia diterima langsung oleh Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Gede Suwindia, beserta jajarannya.
Kajian ini penting dilakukan karena setiap anggaran negara harus disalurkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pria asal Banyuwangi ini pun menantang kepada pengelola untuk menunjukkan agar pengembangan kampus bisa memberikan kontribusi positif yang besar bagi pembangunan nasional, khususnya bagi Umat Hindu di Nusantara,
“Jika itu bisa dilakukan, tentu kami mengambil langkah langkah prioritas untuk membesarkan kampus STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Termasuk pengembangan lahan hingga pembangunan sarana prasarana agar menjadi kampus besar. Kami pasti dukung,” imbuhnya
Handoko juga mengapresiasi strategi STAHN Mpu Kuturan dalam mencari sumber pendanaan hingga ke Kementerian PUPR untuk pembangunan asrama mahasiswa. Menurutnya, sumber pendanaan dalam pengembangan kampus tidak harus dari Kementrian Agama RI semata.
“Bisa dari PUPR yang memberikan program pembangunan untuk asrama putra putri. Bisa juga dari Bank Dunia. Yang penting berani bermimpi besar. Harapan saya agar kampus STAHN Mpu Kuturan Singaraja bisa memberikan kontribusi positif. Silahkan program disusun secara meyakinkan dan kami pasti merespon,” katanya.
Sementara Gede Suwindia memaparkan jika kondisi sarana dan prasarana masih menjadi kebutuhan yang mendesak bagi kampus yang didirikan tahun 2016 silam. Terlebih jumlah mahasiswa yang kian bertambah setiap tahunnya sehingga membutuhkan ruang kelas yang memadai.
Khusus penerimaan mahasiswa baru tahun 2020 saja, jumlah mahasiswa baru mencapai 400 orang dari 10 prodi dan satu program magister pasca sarjana. Sedangkan secara akumulasi jumlahnya sudah mencapai ribuan mahasiswa.
“Memang saat ini masih proses pembelajaran daring karena kondisi pandemi. Tetapi kalau kondisi sudah normal, tentu membludaknya jumlah mahasiswa akan menimbulkan persoalan baru, yakni terbatasnya ruang belajar,” ujar Suwindia.
Diakui Suwindia, saat ini pembangunan ruang kelas sedang dilakukan di areal Kampus Menjangan. Termasuk rencana pembangunan Asrama Putra-Putri bantuan Kementerian PUPR juga sedang dikaji. Jika tidak ada aral melintang, rencana pembangunan asrama bagi mahasiswa ini akan dimulai tahun 2021 mendatang.
“Kami juga berharap agar dari Kementrian Agama tiap tahunnya bisa ditingkatkan, sehingga pembangunan gedung perkuliahan bisa dituntaskan sesuai dengan maket. Termasuk rencana kami melakukan pengembangan perluasan areal kampus yang saat ini kami baru memiliki areal 1 hektar saja,” imbuhnya.|ET|