1100 Pohon Ditanam di Area Sabuk Hijau Bendungan Titab

Kepala BWS Bali Penida, Maryadi Utama menanam pohon di area sabuk hijau Bendungan Titab |FOTO : I Putu Nova A.Putra|

Singaraja, koranbuleleng.com | Balai Wilayah Sungai Bali Penida menanam sebanyak 1100 pohon, di area Bendungan Titab, Buleleng, Sabtu 5 Desember 2020. Bibit tanaman diantaranya pohon durian, mangga, manggis dan kelapa.

- Advertisement -

Bendungan Titab berada di sepanjang jalur Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Saba dengan luasan 69,54 hektar dan luas area genangan mencapai 68 hektar.  

Untuk pemeliharaan dan pemetaan kawasan hijau di lokasi infrastruktur PUPR, khususnya di Bendungan Titab, telah ditandatangani pola kerjasama  antara Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Ikatan pensiunan PUPR dan Komunitas Peduli Sungai Pidada dan Tukad Saba untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan tanaman. Lokasi yang ditanami di area sabuk hijau atau greenbelt diantaranya, area jogging track, jalan inspeksi, area bangunan fasilitas bendungan, dan area hulu bendungan. Totalnya area sabuk hijau sekitar 16 hektar.

Area sabuk hijau bendungan merupakan ruang terbuka untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan  atau membatasi aktivitas satu dengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu.  Fungsi sabuk hijau ini untuk konservasi ekologi serta menampung aspirasi dan kondisi sosiologis masyarakat sekitar bendungan.

Manfaat yang bisa diperoleh dari sabuk hijau ini adalah kelestarian bendungan melalui konservasi air dan tanah, perlindungan kualitas air,  menjaga vegetasi sabuk hijau, memberi kenyamaman serta manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

- Advertisement -

“Nanti akan secara bersama-sama berdasar perjanjian itu untuk memelihara dan merawat hingga besar bahkan hingga panen untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar Bendungan Titab ini,” ucap Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Maryadi Utama.

Saat ini ada sekitar 44 hektar yang masih harus dihijaukan. Maryadi mengatakan akan terus melakukan penghijauan secara berkala dan bekerjasama dengan pihak-pihak lain.

Pemanfaatan bendungan Titab, kata Maryadi selain untuk konservasi air, juga untuk sistem penyediaan air minum yang akan dimanfaatkan oleh dua kabupaten, yakni Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana (SPAM Burana).

SPAM  Burana mempunyai dua unit pengolahan. Ada Titab bawah dengan potensi air sebesar 185 liter perdetik. Titab bawah berpotensi juga disiapkan untuk suplai kebutuhan air untuk rencana pembangunan bandara baru di Desa Sumberklampok, Buleleng barat.  “Kita sudah siapkan dari Bendungan titab ini sebesar 50 liter perdetik,” ujar Maryadi.

Burana, selain digarap oleh BWS Bali Penida juga sinkronisasi dengan BPPW. Sudah disiapkan dua intake, sinkronisasi akan diteruskan oleh BPPW (Balai Prasarana Permukiman Wilayah) Bali dengan jaringan PDAM yang dilibatkan.

Kerjasama sudah ditandatangani untuk pengelolaan air baku Burana, antara Pemprov Bali, Dirjen Sumber Daya Air, Dirjen Cipta Karya, Pemkab Buleleng dan Pemkab Jembrana.

Bendungan Titab memiliki manfaat air baku hingga 350 liter perdetik yang mengaliri sekitar daerah irirgasi saba dan puluran seluas 1.794 hektar.

Bendungan Tamblang

Di Buleleng, selain bendungan Titab, saat ini juga sedang berlangsung pembangunan Bendungan Tamblang,  yang terletak di dua kecamatan,  Kecamatan Sawan dan Kubutambahan. Pencapaian pembangunannya diklaim sudah mencapai 27 persen.

Maryadi Utama mengaku walaupun sedang musim hujan dan pandemi Covid-19, proyek tetap dijalankan secara normal sesuai dengan protokol masing-masing.

“Sekarang masih on progress, dan insya allah bisa kita selesaikan sesuai jadual ditahun 2022,” ujar Maryadi. Maryadi memastikan , tidak ada kendala dengan musim hujan dan Pandemi COVID-19 ini.

Pembangunan Bendungan Tamblang juga menyisakan cerita lain, yakni baru-baru ini ditemukan sebuah terowongan panjang tepat ditengah galian. Maryadi mengaku, itu sedang diidentifikasi dan dalam proses studi peninjauan dengan tim yang kompeten dibidangnya.

Sementara itu, Kasatker Bendungan BWS Bali Penida, Putu Wandira menjelaskan panjang terowongan yang ditemukan di as Bendungan sekitar 300 meter. Ditengarai , masih ada penjangan bendungan lain yang saling terhubung.

“Rencananya akan dilakukan rekayasa teknis yakni plugging atau penutupan karena itu tidak mungkin dilestarikan. Namun diarea spillway dan seterusnya diluar akan dilestarikan. Di as itu, mau tidak mau akan ditutup dengan beton agar bendungan tidak bocor.” Jelas Wandira. |NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts