Singaraja, koranbuleleng.com | Guru jenjang SD dan SMP di Buleleng direncanakan akan menjalani tes usap secara masal. Upaya itu dilakukan mengingat rencana pembelajaran tatap muka yang akan dilakukan Januari 2021. Rencana ini mencuat setelah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mengikuti rapat bersama Gubernur Bali pada 15 Desember 2020 lalu.
“Memang ada rencana swab masal untuk guru-guru SD dan SMP atas arahan Pak Gubernur. Jadi, sebelum melakukan pembelajaran tatap muka, mereka wajib di swab terlebih dahulu,” ujar Kadisdikpora Buleleng, Made Astika.
Kendati demikian, pihaknya belum memastikan kapan waktu pelaksanaan tes usap massal terhadap guru-guru di Buleleng. Selain itu, terkait pembiayaan pun pihaknya juga belum tahu secara pasti yang nantinya akan menyasar 6 ribuan guru SD dan SMP di Buleleng.
“Ini untuk mengantisipasi klaster penyebaran Virus Korona,” Lanjut Astika.
“Biayanya apakah dari Pemprov atau dari Pemkab Buleleng. Karena ini memang baru rencana sesuai arahan pak Gubernur. Tetapi teknisnya akan dilakukan serempak, bukan bertahap. Karena tatap muka kan dimulai bersamaan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Astika menjelaskan, dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan rapat koordinasi secara virtual dengan sekolah di Buleleng untuk memastikan kesiapan pelaksanaan tatap muka.
“Semua diserahkan kepada sekolah, untuk mengajukan tatap muka tersebut. Dalam pengajuan itu, kami harus melakukan verifikasi ulang. Diawali dengan simulasi di awal Januari 2021” pungkasnya.
Adanya wacana tes usap masal guru di Buleleng direspon positif oleh DPRD Buleleng. Oleh karena itu, DPRD Buleleng mendorong agar Pemkab Buleleng memaksimalkan mesin swab PCR yang ada di RSUD Buleleng untuk melakukan tes usap massal terhadap ribuan guru di Buleleng sebelum pembelajaran tatap muka digelar.
“Upaya ini dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi anak didik maupun guru dalam proses pembelajaran” ujar Ketua Komisi IV DPRD Buleleng, Luh Hesti Ranitasari saat dikonfirmasi terpisah
Hesti Ranitasari juga menyarankan agar Pemkab Buleleng menggunakan rapid test antigen yang tingkat akurasinya sampai 90 persen. Sehingga bisa mengantisipasi terjadinya klaster baru penyebaran Covid-19 akibat tatap muka.
“Karena peralatan PCR terbatas tentu sampel spesimen yang diambil juga terbatas. Namun itu bisa disiasati dengan pelaksanaan secara bertahap. Kalau memungkinkan swab metode PCR kan tidak masalah. Tetapi jika terbatas, bisa menggunakan rapid antigen.” pungkasnya. |ET|