Pasar Banyuasri Dijadikan Pasar Tradisional dan Pasar Wisata

Pasar Banyuasri |FOTO : Istimewa|

Singaraja, koranbuleleng.com |  Pemerintah Kabupaten Buleleng tidak akan menargetkan pendapatan terhadap operasional Pasar Banyuasri, minimal dalam dua tahun kedepan. Saat ini, Pemkab Buleleng sedang mematangkan konsep sebagai pasar tradisional (tradisitional market) dan pasar wisata (tourism market) terhadap pasar termegah di Buleleng.

- Advertisement -

“Nanti kita padukan. Ada yang modern, misalnya nanti disana ada coffe bean, atau food branded lain tapi  disampingnya ada warung tradisional seperti warung Sukadana yang khas masakan Bali. Lalu ada tempat mengamen bagi pengamen yang benar-benar tahu tentang musik. Kita berusaha untuk mengemas pasar ini seperti di luar negeri,” ujar Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Rabu 30 Desember 2020.  

Target awal, kata Bupati, Pasar Banyuasri ini harus popular dulu sebagai pasar tradisional dan pasar wisata. Untuk mendukung konsep itu, ada standar-standar yang akan dikelola secara baik oleh PD Pasar Arga Nayottama Kabupaten Buleleng.

“Nanti semua kebersihan, parkir akan dikelola oleh PD PAsar melalui sub-sub binisnya,” ujar Agus Suradnyana.

Seluruh standar kebersihan dan sistem perparkiran juga bagian untuk menarik wisatawan. Pasar Banyuasri harus terlihat bersih dan rapi.  

- Advertisement -

Sementara untuk penataan para pedagang, Bupati dari Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini menyebut jika seluruhnya harus berada di dalam areal bangunan utama dan memiliki lapak, termasuk pedagang pasar tumpah.

Apalagi saat ini Pasar Banyuasri sudah memiliki sistem tata kelola limbah yang baik di areal pasar, terutama bagi para pedagang basah. Baik itu daging, ikan, serta sayur mayur.

Ia khawatir jika pedagang pasar tumpah tetap diizinkan beroperasi di luar pasar, akan memicu masalah limbah di areal pasar yang baru ditata. Sehingga pasar akan kembali terlihat kumuh.

“Pedagang daging, ikan, sayur mayur, sudah ada tempat di dalam. Tidak boleh lagi ada di luar pasar. Semua sudah kami buatkan ruangnya. Limbah sudah kami upayakan pengelolaannya dengan baik. Biar tidak kumuh lagi,” tegas Agus Suradnyana.

Sementara untuk pedagang bermobil, nantinya akan ditempatkan di areal Jalan Samudra, agar tidak mengganggu aktivitas terminal dan juga pasar induk. Komoditas yang nantinya dijual juga akan dibatasi.

“Kalau semua diizinkan di luar, yang di dalam nanti sepi nggak ada pembeli. Masalah lagi nanti. Makanya yang diizinkan di pasar tumpah terbatas dagangannya, hanya pedagang bermobil. Ini akan kami matangkan lagi dalam dua minggu mendatang,” imbuh Agus Suradnyana.

Sementara itu,  Direktur PD Pasar Argha Nayottama Buleleng Made Agus Yudiarsana mengatakan bahwa skema pengelolaan masih belum final. Pemkab Buleleng bersama PD PAsar masih akan melkaukan pembahasan lanjutan. 

“Kita masih mengumpulkan data-data, yang artinya  harus ada nilai yang pasti dulu baik terkait nilai bangunan yang akan dilakukan kerjasama pemanfaatan (KSP) dan nilainya berapa,” ujarnya. |RM|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts