Dandim 1609/Buleleng Lakukan Donor Plasma Konvalesen

Sejumlah anggota TNI AD yang juga penyintas COVID-19 melakukan donor darah plasma konvalesen |FOTO : Yoga Sariada|

Singaraja, koranbuleleng.com |Dandim 1609/Buleleng, Letkol Infanteri Muhammad Windra Lisrianto bersama sembilan anggotanya mendonorkan plasma darah untuk pengobatan pasien COVID-19.

- Advertisement -

Donor plasma konvalesen ini dilakukan di Rumah Sakit TNI angkatan Darat Wirasatya, Singaraja, Kamis 7 Januari 2021.   Pasukan TNI yang mendonorkan plasma darah ini adalah para penyintas Covid-19.

Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto menjelaskan sebenarnya ada 22 orang yang rencananya mendonorkan darahnya. Namun setelah dilakukan screening, hanya 10 orang yang memenuhi syarat.

Windra Lisrianto bertutur tentang pengalamannya saat dinyatakan terkonfirmasi COVID-19. Bahwa dia sendiri tidak mengetahui dimana tertular. Ia dinyatakan positif COVID-19 pada 1 Desember  2020.  Ketika itu, ada salah satu anggotanya yang juga positif dan tim surveilen melakukan penelusuran terhadap anggota keluarga, termasuk Windra.

“Ini lah yang mengkhawatirkan, seperti saya pribadi tidak mengalami perubahan tubuh pada waktu itu, jadi mungkin frekuensi saya di lapangan terlalu sering. Saat itu mungkin imun saya sedang turun, sehingga virus itu bisa masuk,” tutur Windra Lisrianto.

- Advertisement -

Windra Lisrianto pun berpesan dari pengalaman itu, agar masyarakat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan karena virus ini bisa menjangkiti siapa saja.

Sementara itu, Kabid Litbang dan Mutu UPTD PMI Bali, dr Candra Indira Sari mengatakan, sampai saat ini pihaknya sudah mengumpulkan kurang lebih 265 kantong darah. Namun dengan jumlah tersebut masih sangat kurang. Karena permintaan plasma darah konvalesen sangat tinggi, baik dari dalam maupun luar Bali.

“Dari seluruh pendonor hanya 30 persen yang memenuhi syarat. Sulit sekali menemukan antibodi yang baik untuk terapi pasien,”ujarnya

Kendala lainnya, banyak penyintas juga tidak mau melakukan donor plasma dengan berbagai alasan.

“Kita bisa terima, karena mungkin mereka trauma, ada yang takut ke rumah sakit, dan lain sebaginya,” ungkapnya.|ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts