Singaraja,koranbulelng.com |Seorang balita, Ketut Adi Sri Karlida Bayi yang baru berusia dua bulan, buah hati dari pasangan dari Sang Ayu Komang Sugiani, 37 tahun, dan Putu Budayasa, 40 tahun, harus dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng (RSUD) Buleleng karena mengalami kelainan pada usus besar.
Keluarga asal Banjar Dinas Tangep, Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Buleleng, hanya bisa pasrah karena anak ke empat mereka harus menjalani operasi untuk penyembuhan. Hanya saja kondisi keluarga tidak punya biaya operasi yang diperkirakan mencapai hingga Rp45 Juta.
Sang Ayu Komang Sugiani menuturkan, awal mula anaknya di vonis harus menjalani operasi ketika anak berjenis kelamin perempuan itu buang air besar selalu tidak normal. Sebelumnya ia bersama suaminya sudah beberapa kali membawa anaknya ke rumah sakit. Saat ini, sang balita masih dirawat intensif di ruang NICCU.
“Dari kandungan anak ini tidak ada gejala apa-apa. Bahkan kakak-kakaknya tidak ada punya penyakit seperti ini,” tutur Ayu.
Sementara itu, Kepala Dinas sosial Buleleng, Putu Kariaman Putra yang ditemui saat menjenguk bayi tersebut mengatakan, bayi malang ini memang belum jaminan kesehatan, karena saat dilahirkan tidak dilaporkan oleh orangtuanya atau aparat desa setempat.
Untuk itu pihaknya akan segera mengurus agar bisa anak tersebut mendapat jaminan kesehatan.
“Kalau orang tuanya dengan anaknya yang lain sudah terdaftar JKN KIS, anaknya yang ke empat ini kita akan fasilitasi nanti” katanya.
Karimana mengaku saat ini, dari hasil koordinasi dengan sejumlah relawan pihaknya telah berhasil mengumpulkan dana Rp 45 juta. Respon masyarakat kata Kariaman sangat cepat, sehingga dana segera bisa terkumpul.
Disisi lain, terkait operasi bayi tersebut Dirut RSUD Buleleng Dr. Arya Nugraha mengatakan, saat ini bayi dalam kondisi lemas dan tidak memungkinkan untuk menjalani operasi. Pihaknya akan menuggu sampai bayi tersebut siap untuk menjalani operasi. Penanganan untuk penyakit Hisprung kata Arya memang harus dalam bentuk tindakan operasi.
“Untuk melakukan operasi, harus melihat kondisi kesehatan pasien benar-benar stabil serta dilakukan secara bertahap” ujarnya. |ET|