Bayi yang alami kelainan usus meninggal dunia dan disemayamkan di rumah duka, Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar |FOTO: EDY NURDIANTORO|
Singaraja, koranbuleleng.com | Setelah menjalani perawatan selama enam hari di RSUD Buleleng, bayi yang mengalami kelainan usus besar asal Banjar Dinas Tangep, Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Buleleng meninggal dunia, Selasa 30 Maret 2021.
Selama menjalani perawatan di RSUD, kondisi kesehatan bayi tersebut memang terus menurun. Selain karena terkena penyakit hisprung, pihak medis juga mendiagnosa bayi perempuan itu mengalami infeksi pada paru-paru, diduga akibat menelan air ketuban saat dilahirkan. Saat ini Jenazahnya sudah dikubur di Setra Desa Adat Banjar Tegeha Selasa malam.
“Sekitar jam 9 malam, saya dipanggil sama petugas medis. Katanya alat-alat medis yang dipasang sudah tidak direspon lagi sama anak saya. Sekitar jam 1 dini hari anak kami meninggal,” kata ibu bayi, Sang Ayu Komang Sugiani.
Sang Ayu Komang Sugiani di temani suaminya Putu Budayasa (40 tahun) sempat merasakan firasat sebelum sang anak meninggal, sekitar dua hari yang lalu. Saat itu, ia sedang tidur di sekitar ruang NICCU RSUD Buleleng.
Ia kemudian tiba-tiba terbangun dan merasa gelisah. Sesaat terbangun, kemudian ia di panggil petugas medis jika anaknya sempat hilang nafas lagi, sampai harus dipasangi alat oksigen.
“Dari sana saya langsung sedih, dan merasa kalau anak saya tidak akan bisa bertahan,” ujarnya.
Selain kehilangan buah hatinya, mereka juga terancam kehilangan tempat tinggal, karena sertifikat rumahnya digadaikan di salah satu koperasi senilai Rp100 juta untuk modal usaha. Hanya saja, karena kondisi pandemi COVID-19 membuat usaha suaminya sepi orderan. Ia mengaku saat ini baru bisa membayar sekitar Rp20 juta.
“Saat ini kami tidak bisa membayar utang karena suami saya tidak mendapatkan orderan sama sekali. Setelah upacara penguburan anak saya ini, kami akan berusaha mencari uang untuk bayar utang,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketut Adi Sri Karlida yang baru berusia dua bulan harus dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng (RSUD) Buleleng karena mengalami kelainan pada usus besar dan harus menjalani operasi. Hanya saja kondisi keluarga tidak punya biaya operasi yang diperkirakan mencapai hingga Rp45 Juta.
Sejumlah relawan berhasil mengumpulkan dana Rp45 juta. Dana tersebut telah terkumpul dengan cepat, namun karena kondisi bayi masih lemah sehingga operasi harus menunggu kondisi bayi dalam keadaan stabil. Untuk melakukan operasi, harus melihat kondisi kesehatan pasien benar-benar stabil serta dilakukan secara bertahap. |ET|