Pasutri Dewa komang Agus Alit dan Jro Kadek Desi menggendong sang anak yang sedang alami kelainan pencernaan |FOTO : Yoga Sariada|
Singaraja, koranbuleleng.com | Seorang balita dari keluarga miskin di Dusun Kelodan, Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt derita penyakit kelainan pada usus. Dewa Putu Surya Adnyana Putra yang baru berumur empat tahun alami pemebsaran perut karena kelainan usus dan sulit membuang air besar.
Balita malang ini berasal dari keluarga miskin, bahkan orang tuanya kesulitan untuk biaya berobat. Orang tuanya Dewa Komang Agus Alit, 30 tahun, dan Jro Kadek Desi, 20 tahun ini bekerja sebagai buruh serabutan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, orang tua pun hanya memberikan pengobatan dengan seadanya dan obat-obatan tradisional.
Dewa Komang Agus Alit menuturkan, ketika baru lahir anaknya sempat dirawat di Rumah sakit kemudian dirujuk ke rumah sakit Sanglah. Dia didiagnosa kelainan pada usus. Sempat dirawat satu bulan, kemudian di ijinkan pulang.
Hanya saja, 2 bulan terakhir anaknya kembali merasakan sakit pada perutnya hingga membengkak. Karena khawatir anaknya terjadi apa-apa, ia sempat periksa ke puskesmas sekitar minggu lalu, namun jaminan kesehatan belum aktif.
“Saya urus BPJS tapi katanya 2 bulan lagi baru aktif. Karena tidak mampu bayar obat, makanya kami seadanya. Hanya pakai obat tradisional,” katanya.
Pihak keluarga pun berharap ada bantuan untuk biaya pengobatan anaknya dan bisa segera terdaftar sebagai anggota BPJS.
Sebagai keluarga penerima bantuan non tunai dari kementerian sosial keluarganya juga masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial. Selain itu keluarga in jugai telah mempunyai jaminan kesehatan yang dibiayai dari APBN. Hanya saja, minimnya pengetahuan yang dimiliki orang tua tidak mendaftarkan kembali anaknya sebagai penerima jaminan kesehatan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng I Putu Kariaman Putra mengatakan, pihaknya akan akan melakukan pendampingan terhadap proses penanganan penyakit yang diderita oleh Dewa Putu Surya Adnyana Putra, sembari menunggu Kartu Indonesia Sehat (KIS) aktif kembali.
Dinsos juga akan bekerjasama sama dengan komunitas sosial di Buleleng untuk mempercepat penanganan, sehingga segera mendapat pemeriksaan dan penanganan kesehatan agar kondisi si anak tidak semakin memburuk.
“Sebenarnya keluarga ini sudah masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (STKS), semestinya kesehatan sudah terjamin semua. Hanya saja karena terlambat. Seyogyanya ketika bayi umur 3 bulan itu segera dilaporkan untuk mendapatkan KIS khusus, tidak lagi KIS bayi” katanya.
Sementara itu, Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial Buleleng yang juga istri Bupati Buleleng, Gusti Ayu Aries Sujati mengatakan, setelah melihat kondisi anak malang tersebut, pihaknya telah berupaya menggali donasi bersama komunitas-komunitas sosial.
Dengan adanya bantuan, anak tersebut bisa segera mendapatkan penanganan medis.
“Sembari menunggu KISnya aktif, kumpulan donasi dari para komunitas, anak ini akan dimasukan sebagai pasien umum untuk mengetahui kondisinya dulu,” tutupnya. |ET|