| FOTO : Istimewa|
Singaraja, koranbuleleng.com | Parasnya ayu, cara bertuturnya juga lembut. Dia, Nitya Yuli Pratistha, gadis dari Wonosalam, Jombang, Jawa Timur.
Dari cara bertutur yang terdengar bernas, ternyata gadis ini pintar memberikan dharma wacana.
Gadis milenial ini terbuka terhadap eksistensi Hindu di Indonesia. Lahir dari keluarga Hindu Jawa membuat Nitya sadar bahwa Hindu saat ini menjadi agama minoritas di masyarakat Indonesia, hal ini menjadi motivasi untuk ia menekuni dan mendalami bidang dharma wacana. Dia sudah memulai itu sejak usianya 16 tahun.
“Saya menekuni bidang tersebut ketika Saya masih berusia 16 tahun, di awali dengan ikut lomba dharmawacana. Setelah perlombaan selesai saya sering diberi waktu dan kepercayaan oleh umat untuk berdharmawacana. Pengalaman tersebut membuat saya terus menggali pengetahuan, sehingga saya sampai pada titik ini” ujar Nitya.
Bagi gadis kelahiran 26 Juli 2000 ini, tentu tidaklah mudah karena perlu proses yang sangat panjang untuk Nitya mencapai titik keberhasilannya.
Ia telah memberikan dharma wacana di beberapa pura yang ada di Jawa, seperti di Pura Giri Ajasmoro, Pura Guna Dharma, Pura Giri Wijaya Pura Tri Buana, Pura Amerta Buana, Pura Kerta Bumi, Pura Jagat Giri Nata.
“Awalnya saya tidak mengerti ya, terus lama kelamaan akhirnya saya memahami, bahwa orang berdharmawacana itu untuk menasehati diri sendiri.” ujar Nitya
“Dengan berdharmawacana apa pun yang di lontarkan oleh si pendharmawacana itu harus diterapkan pada dirinya sendiri terlebih dahulu, dan itu menjadi tantangan buat saya.” tambahnya.
Keahlian ini ia buktikan dari beberapa lomba yang telah ia ikuti dan meraih hasil yang sangat maksimal. Piala berjejer di kamar rumahnya.
Pertama di tahun 2016 lomba dharma wacana tingkat 3 kecamatan meraih juara 3. Pada tahun 2018 mengikuti lomba yang sama dan meraih juara 2. Tahun 2019 memberanikan mengikuti lomba dharma wacana tingkat provinsi meraih juara harapan 1.
Serta pada tahun 2021 mengikuti lomba di tingkat nasional yang di adakan oleh Yayasan Jaringan Hindu Nusantara Denpasar raih juara 1.
Tahun ini Nitya melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan dan memilih salah satu kampus yang ada di Kota Singaraja Kabupaten Buleleng, yaitu STAH N Mpu Kuturan, Jurusan Brahma Widya, Prodi Teologi.
Kata dia, alasan memilih jurusan ini untuk belajar lebih dalam lagi tentang Hindu, apa itu agama, dan bagaimana merawatnya.
Harapan Nitya melakukan dharma wacana ke pura-pura, selain mengasah kemampuan ia juga ingin mengajak dan membangkitkan semangat motivasi umat Hindu untuk memahami agamanya sehingga militansi umat Hindu dapat terbentuk, dan Hindu tidak lagi menjadi minoritas.
“Ilmu yang saya miliki mampu berguna bagi generasi selanjutnya. Kalau saya yang terpenting berguna dan bermanfaat untuk orang yang membutuhkan. Tidak ada yang bisa menebak juga” tutur Nitya.
“Saya ingin dharmawacana di Pura Besakih, kalau keinginan saya mau jadi duta dharma yang bisa menyebarkan ajaran dharma dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun. Karena kalau bukan kita siapa lagi” tambahnya.(*)
Pewarta : Novi Puspa