Warga menunjukkan sertifikat vaksinasi kepada petugas saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) |FOTO : I Putu Nova A.Putra|
Singaraja, koranbuleleng.com | Masyarakat berusaha untuk beradaptasi dan memenuhi kebutuhan ekonomi dibalik pandemi COVID-19 yang sudah menyebar selama satu setengah tahun ini. Berbagai peluang usaha baru diciptakan untuk membangun kembali ekonomi yang terpuruk. Salah satunya usaha percetakan sertifikat vaksin dalam rupa kartu menyerupai KTP dan SIM.Â
Bukti vaksinasi yang diterima oleh masyarakat hanya berupa kertas atau dalam forma digital yang dikirimkan melalui sms (Shot Message Service). Keduanya rentan rusak atau terhapus. Sehingg muncul ide untuk membuat kartu vaksinasi. Kartu sebagai bukti telah menjalani vaksinasi ini menjadi bawaan wajib dalam perjalanan antar kota.
Kadek Sanchi Krishna Dewi, salah satu lulusan baru dari Undiksha yang memanfaatkan peluang tersbeut dengan membuka usaha rumahan percetakan kartu sertifikat vaksin. Berbekal dari ilmu kewirausahaannya yang diperoleh selama masa kuliah, Sanchi menawarkan jasa percetakan kartu vaksin kepada tema dan koleganya bahkan keluarganya. Banyak yang memanfaatkan jasa tersebut, karena kartu vaksin dinilai lebih mudah dibawa bepergian.
Dia juga membantu warga dalam mengakses sertifikat vaksin yang belum masuk via SMS. Kebanyakan warga belum paham caranya. “Saya ingin merealisasikan jiwa wirausaha, dengan tetap menjual dengan harga yang terjangkau.” ungkap Sanchi.
Sama halnya dengan Wantari, seorang mahasiswa dari STAH Mpu Kuturan yang juga turut membuka jasa percetakan kartu vaksin. Wantari yang sudah semenjak kuliah memiliki bisnis online shop, sangat tertarik untuk membuka jasa percetakan kartu vaksin.
Awalnya dia ragu, namun setelah melakukan pencarian di internet dan promosi, orderan pertamanya sudah mencapai angka 50pcs. Wantari mengungkapkan bahwa dia memperoleh untung sebesar Rp5000/kartu. “Walaupun hanya di rumah saja, kita harus tetap produktif.”ungkapnya. |SY/NP|