Sumur bor di Desa Sambirenteng |FOTO : Edy Nurdiantoro|
Singaraja, koranbuleleng.com | Desa Sambirenteng Kecamatan Tejakula memenuhi kebutuhan air bersih bagi tiga dusun sejak tahun 2020. Sebelumnya, sebagian besar warga di desa ini selalu mengalami krisis air bersih.
Tiga dusun tersebut yakni, Dusun Gretek, Dusun Benben, dan Dusun Silagading. Biasanya, warga dari selalu membeli air bersih dengan menggunakan tangki maksimal 4.000 liter dengan harga Rp270 ribu. Air tersebut hanya bisa digunakan selama seminggu.
Sekdes Sambirenteng Made Setiawan mengatakan, lokasi untuk tiga dusun itu berada di atas perbukitan sehingga distribusi air sehingga perusahaan daerah air minum kesulitan mendistribusikan air bersih.
Pada tahun 2020 pemerintah desa mendapatkan bantuan pembuatan sumur bor dari program Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Bantuan sebesar Rp 2,35 miliar tersebut dibangun untuk membuat sumur Bor termasuk sambungan perpipaan induk dari reservoir. Sementara untuk pemasangan pipa ke masing-masing rumah biaya instalasi ditanggung masyarakat.
“Kalau satu kali sambungan pipa baru dikenakan 2 juta. Sekarang semua bisa teratasi untuk air bersihnya, kalau banjar dinas Silagading 100 KK, Banjar dinas Gretek 127 KK, dan banjar dinas Benben 23 KK,” ujarnya.
Meski telah tersedia air bersih, tapi banyak juga warga yang belum bisa mengakses air bersih karena faktor ekonomi. Harga sambungan baru sebesar Rp2 juta, diantaranya Rp1,1 juta digunakan untuk pembelian dan pemasangan alat sambungan ke rumah warga dan Rp900 ribu masuk ke Bumdes.
“Yang belum punya sambungan sekitar 50 KK. Untuk harga per meter kubiknya empat ribu rupiah per bulan,” lanjutnya.
Setiawan menambahkan, untuk dusun yang berada di wilayah bawah sudah mendapatkan akses air bersih dari PDAM. Desa Sambirenteng sendiri terdiri dari 4 dusun dengan penduduk mencapai 1.580 KK. |ET|
