Branding “Saje” Tidak Harus dengan Kata Open Order

Janarti Sutrisna |FOTO : Istimewa|

Singaraja, koranbuleleng.com|Kuliner menjadi salah satu peluang bisnis yang menjamur di masyarakat pada saat ini. Ide-ide baru hampir setiap hari bermunculan sehingga jenis kuliner yang disajikan menjadi lebih beraneka ragam. Berkembangnya bisnis kuliner menyebabkan persaingannya semakin ketat. Para penjual dituntut harus mempertahankan kualitas dan cita rasa makanannya. Sedikit saja mutu produk menurun, maka akan tertindas oleh pesaing lain dan kehilangan kepercayaan konsumen.

- Advertisement -

Mempertahankan bisnis kuliner bukan sekadar soal rasa, namun juga branding terhadap produk tersebut. Seorang pebisnis yang ulung akan menciptakan sebuah ingatan dalam benak konsumen terhadap produknya. Jadi seolah-olah bahwa merek produknya menjadi satu-satunya jenis produk yang ada.

Produk “Saje”

Hal inilah memicu Janarti Sutrisna, seorang ibu rumah tangga asal di Singaraja menciptakan sebuah brand pada produk kulinernya bernama “Saje”.  Dalam arti kata, “Saje” itu berarti beneran atau sungguh-sungguh. Janarti menuturkan, nama ini dicetuskan karena terdengar unik dan pelafalannya sangat mudah. Konsumen akan cenderung lebih gampang mengingat nama produknya. Produk Saje yang menjual beberapa jenis makanan seperti kue nastar, kacang mente, abon, dan beberapa jenis camilan ini sudah berdiri semenjak tahun 2017. 

Mulanya, Janarti membangun bisnis kuliner ini karena dia ingin memanfaatkan waktu luang dan juga ingin memperkerjakan ibu rumah tangga yang berada di sekitaranya. Bisnis ini hanya bisnis rumahan yang kecil, namun semenjak awal bisnis ini dibangun, Janarti sudah berkomitmen untuk mempertahankan rasa dan bahan baku yang berkualitas. Tidak tanggung-tanggung, istri dari Klian Adat Desa Pakraman Buleleng ini berhasil menghasilkan omzet mencapai 20 juta selama sebulan ketika sebelum pandemi.  Dia hanya mengerjakan produk pesanan dan tidak menaruh barangnya di toko-toko retail. 

“Produk yang ditaruh di toko-toko kita tidak tahu kapan akan terjual. Semakin lama laku, maka cita rasanya akan berubah, apalagi produk saya tidak memakai bahan pengawet,” ujar Janarti.

- Advertisement -

Kualitas bahan baku yang tinggi dan rasa yang enak, tentu diimbangi dengan harga yang mahal juga, sehingga target pasar yang ingin dijangkau oleh Usaha Saje adalah menengah ke atas. Janarti bahkan berani mendeklarasikan produknya masuk ke dalam produk Sobean yang dicanangkan oleh Bupati Buleleng. 

Ada satu rahasia kemujaraban Janarti dalam menjalan bisnis kuliner hingga bertahan sampai saat ini, yakni menggunakan teknik tertentu untuk mempromosikan produknya. Kelihaian Janarti dalam hal  Copy writing menjadi kunci sukses dalam memasarkan setiap barang dagangannya.

Dia menuturkan sosial media adalah wahana yang sangat efektif untuk menawarkan produk. Namun dia justru tidak memakai cara-cara klasik, yaitu membuat rangkaian kalimat yang benar-benar menuliskan ajakan untuk membeli produknya.

Dalam memasarkan produk, Perempuan yang tinggal di jalan Gajah Mada Singaraja ini lebih sering menceritakan kesehariannya, namun dengan menyisipkan foto produk di dalam postingan.  

Seperti misalnya, di salah satu postingan Facebook Janarti menuliskan bahwa dia sedang makan blayag ditemani dengan Sambel Embe Saje. Secara tidak langsung, teman di beranda facebooknya akan tahu bahwa dia memiliki usaha kuliner yang bernama Saje. Pada postingan di hari raya Saraswati, tanggal 28 Agustus 2021, dia menuliskan selamat hari raya sembari menuliskan “Melanjutkan pesanan Hari Raya Pagerwasi” dan mengunggah foto produknya. Dibandingkan dengan isian beranda hanya soal selling, open order, dan segala macam, pengguna sosial media akan sangat bosan untuk melihat berandanya. 

“Saya selalu selingi postingan di beranda saya, dengan menggunakan copy writing, selling, dan beberapa sharing. Namun jika ingin serius promosi melalui sosial media, silakan buat Fanpage,” saran Janarti.

Janarti sangat tidak menyarankan untuk menawarkan produk secara langsung melalui pesan pribadi di aplikasi whatsapp. Menurutnya, whatsapp sudah bersifat pribadi dan akan mengganggu orang tersebut ketika kita tiap hari tawarkan dagangan. Jika hanya mempromosikan di cerita whatsapp maka itu tidak masalah. Saat berbisnis juga disarankan untuk memakai akun WA Bisnis yang akan sangat memudahkan dalam berjualan. WA Bisnis memiliki fitur-fitur lengkap yang biasanya dipakai untuk berbisnis semisalnya fitur katalog. Jadi pelanggan akan dengan sangat mudah mengakses produk yang dijual, tanpa merasa diganggu dengan spam chat yang biasa dikirimkan oleh penjual umumnya. Cara ini tentunya cara yang berkelas dalam melakukan bisnis. 

Janarti juga tekun dalam belajar mengambil gambar produknya agar menarik ketika diunggah. Beberapa temannya juga turut membantu memotret setiap produknya. Saat ini produk Saje sudah mulai merambah ke aplikasi marketplace seperti Shopee.

Produk Saje sudah sangat terkenal di masyarakat Bali maupun luar Bali. Beberapa produknya sudah terpajang di bandara dan BPD (Bank Pembangunan Daerah). Usaha Saje juga intens mendapatkan pendampingan dari Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UMK Kabupaten Buleleng . Selain itu, Saje juga memperoleh kesempatan mengikuti pelatihan dari Sampoerna yang bekerja sama dengan Yayasan Ekspor Pengembangan Bali (BEDO) mengenai digitalisasi untuk UMKM. 

Walau pada masa pandemi, omzet penjualan Kue Saje mengalami penurunan yang drastis, pemiliknya tidak pernah berhenti dalam memperkenalkan produk dan konsisten dalam mempertahankan mutu terbaik dari produknya. (*)

Pewarta : Luh Sinta Yani

Editor     : I Putu Nova A.Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts