Patung Bung Karno | FOTO: Edy Nurdiantoro|
Singaraja, koranbuleleng.com | Patung Bung Karno setinggi 8 meter sudah dipasang di ruang terbuka hijau (RTH) Bung Karno atau Taman Bung Karno, Selasa 21 September 2021. Patung tersebut dipasang diatas pondasi atau pedestial setinggi enam meter. Jadoi total tinggi patung dan pedestial 14 meter.
Pemajangan patung Bung Karno di pintu gerbang kota Singaraja ini menambah kawasan heritage dan dipastikan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah nasional di Bali utara.
Selain itu, Pemkab Buleleng juga berencana menempatkan patung Bung Karno yang sedang sungkem kepada Ibundanya, Rai Srimben di area yang sama. Rai Srimben adalah warga Lingkungan Bale Agung yang diperistri oleh Raden Soekemi Sosrodihardjo. Soekemi adalah seorang guru sekolah rakyat di masanya. Dia adalah salah satu guru sekolah rakyat yang kala itu pertama ada di Bali, yakni di Singaraja. Sekolah rakyat itu kini menjadi SD Negeri 1 dan 2 Paket Agung.
Lokasi Taman Bung Karno yang berada di perbatasan Kelurahan Beratan dan Kelurahan Sukasada ini hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Lingkungan Bale Agung, rumah Ibunda Bung Karno.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana pernah mengatakan kawasan itu, dari wilayah kelurahan Paket Agung hingga ke Taman Bung Karno akan menjadi salah satu kawasan heritage Singaraja. Kawasan tersebut diyakini akan memicu peningkatan perekonomian di Singaraja. Apalagi, di Kelurahan Beratan selama ini juga hadir usaha kerajinan perak dan tenun songket sejak lama. Walaupun saat ini, usaha turun temurun tersebut sedang lesu, namun keberadaan kawasan heritage tersebut bisa memacu produktivitas usaha kecil menengah di kawasan itu.
Pemasangan patung Bung Karno seberat dua ton ini menggunakan alat berat. Kecanggihan teknologi memudahkan pemasangan patung yang berbahan logam tersebut.
Patung Bung Karno dipasang dengan gestur tubuh pada tangan kanan menunjuk ke arah timur dan tangan kiri membawa sebuah tongkat.
Seiring pemasangan patung Bung Karno tersebut, progress pembangunan kawasan RTH Taman Bung Karno aecara keseluruhan alami kemajuan di angka 62,08 persen.
Pemasangan patung Bung Karno sempat tertunda beberapa kali karena kendala teknis. Patung ini menelan biaya kurang lebih sekitar Rp859 Juta dan pedestal beserta reliefnya senilai Rp585 Juta.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Gede Melandrat menyampaikan,
pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno mengalami deviasi positif sebesar 9,61 persen. Target pembangunan di bulan ini sebenarnya 57,08 persen.
“Trah dan darah merah Sukarno ada di TBK ini. Saya rasa Buleleng akan memiliki salah satu destinasi wisata nasional yang bersejarah,” ucap Melandrat.
Melandrat menyebut wisata edukasi sejarah di Taman Bung Karno juga akan dilengkapi dengan sudut pameran foto tentang Bung Karno serta lokasi pemutaran film-film bersejarah.
“Wantilan akan menjadi bagian dari tempat-tempat untuk memajang karya-karya seni yang berkaitan dengan Bung Karno,” lanjutnya
Selain pemasangan patung Bung Karno, tahap penyelesaian Patung Singa Ambara Raja sebagai latar panggung di sebelah barat kawasan juga terus dikerjakan. Panggung tersebut akan digunakan untuk menunjang kegiatan seni budaya dan hiburan serta acara-acara resmi dari pemerintah.
Panggung tersebut pernah dimanfaatkan untuk kegiatan festival beberapa tahun lalu, dan cukup representatif.
“Ini akan menjadi ikon, karena akan ada panggung di depan. Tentunya berbeda dengan panggung-panggung yang ada di Bali lainya” lanjutnya.
Sementara itu, Kajari Buleleng I Putu Gede Astawa yang hadir dalam pemasangan patung berharap pembangunan RTH Bung Karno dapat selesai tepat waktu.
Kejaksaan Neheri Buleleng selama ini terus melakukan pendampingan dan pemantauan terhadap progres pembangunan RTH tersebut.
“Patung dan taman ini untuk masyarakat Buleleng sehinga perlu pengawasan seluruh. Ada deviasi, dan tidak ada catatan merah. Kita kawal agar proyek ini selesai, biar ga malu dikasi dana sama Gubernur Bali,” ujar Astawa. |ET|