Kunjungan Pejabat Kemenristek RI meninjau pembangunan laboratorium kesehatan terintegrasi di Undiksha |FOTO : Istimewa|
Singaraja, koranbuleleng.com | Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) saat ini sedang membangun laboratorium kesehatan terintegrasi, untuk Fakultas Kedokteran. Capaian pekerjaannya sudah cukup tinggi, hingga 95,12 persen.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Prof. Ir. Nizam Bersama tim sempat mengunjungi lokasi proyek pembangunan sambil melakukan pendampingan penusunan dokumen dantata cara pengusulan prodi baru serta sosialisasi Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM)di kampus setempat, Kamis 7 Oktober 2021.
Menyoal pembangunan laboratorium yang sedang berlangsung, Nizam menekankan agar kontraktor mengutamakan keselamatan kerja para pekerja serta tidak menjadi klaster penularan COVID-19.
Pekerjaan yang masih berjalan terdiri atas pekerjaan arsitektur, pekerjaan struktur/beton, pekerjaan mekanikal elektrikal, dan pekerjaan jembatan penghubung.
Proyek dengan dana bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dari sistem pelaksanaan, manajemen waktu, dan pembiayaan dinilai tetap dalam kondisi terkendali. Selain itu, kualitas pekerjaan dinilai cukup bagus. “Saya rasa itu harus dipertahankan dan harus dijaga sampai nanti seluruh bangunan selesai,” kata Nizam.
Kunjungan Nizam ke Undiksha didampingi Direktur Sumber Daya, Dr. Mohammad Sofwan Effendi, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Prof. drh. Aris Junaidi, Direktur Kelembagaan, Dr. Ir. Ridwan, dan Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Dyah Ismayanti, M.Ed.
Pada pertemuan ini, Wakil Rektor Undiksha, Prof. Lasmawan sempat mengutarakan keinginan Undiksha untuk dapat membangun laboratorium pendidikan dan diharapkan ada dukungan dari pemerintah pusat.
Menanggapi hal tersebut, Nizam mendukung keinginan dan upaya perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas layanan bagi mahasiswanya. Akan tetapi pengadaan pembangunan perlu kajian, mengingat jumlah perguruan tinggi negeri sangat banyak.
KIPK dan Merdeka Belajar
Sementara itu, untuk program KIPK dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dipaparkan oleh Direktur Belmawa, Aris Junaidi di tahun 2020 anggaran total sebanyak Rp 1,3 triliun dan tahun 2021 meningkat menjadi Rp2,5 triliun. “Ini saya rasa anggaran yang luar biasa untuk KIP Kuliah,” katanya.
Khusus untuk merdeka belajar, Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2021, Kemendikbudristek sudah berkolaborasi dengan LPDP dengan anggaran hampir Rp1,5 triliun. Peluang ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa. Terdapat empat program yang ditawarkan, yaitu kampus mengajar, pertukaran mahasiswa merdeka, magang dan studi independen bersertifikat, dan beasiswa mobilitas international.|NP|