Singaraja, koranbuleleng.com| Kodam IX/Udayana membangun pompa hidram di dua desa, untuk membantu warga yang kesulitan mengakses air bersih. Yaitu, di Dusun Melaka, Desa Kayuputih, Kecamatan Sukasada, serta di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Buleleng. Bantuan pompa hidram tersebut diberikan setelah Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak menerima laporan jika desa tersebut selalu kesulitan mendapatkan air bersih, tiap memasuki musim kemarau.
Pembangunan pompa Hidram tersebut pun ditinjau langsung oleh Pangdam IX/ Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak pada Kamis 30 Desember 2021. Selain Pangdam dalam peninjauan itu juga dihadiri, Gubernur Bali Wayan Koster, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu, Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, Ketua DPRD Buleleng, Dandim 1609/Buleleng, serta Kapolres Buleleng.
Maruli mengatakan saat ini total sudah ada 30 bantuan baik berupa pompa hidram maupun sumur bor yang diberikan oleh pihaknya di sejumlah desa yang tersebar di Bali. Dari 30 bantuan itu, enam diantaranya diberikan di Buleleng. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi mempercepat akses air bersih untuk masyarakat,” ujarnya.
Maruli menyebut, bantuan pompa hidram ini diberikan agar masyarakat di Dusun Melaka dapat bisa mengakses air bersih, baik untuk kebutuhan sehari-hari, berkebun maupun beternak. Dimana jumlah debit air yang dihasilkan mencapai 20 liter per menit.
Ia pun berharap masyarakat dapat memelihara pompa hidram yang diberikan, serta berkomitmen menjaga kelestarian alam.”Kalau kita semua komitmen menjaga alam, maka Indonesia bisa selamat, karena di setiap daerah ada mata air. Kami juga akan bantu memecahkan masalah masyarakat ini,” terangnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, selama ini warga di Dusun Melaka harus mengambil air bersih menggunakan mobil tangki dan berbayar. Mengingat mata airnya berjarak sekitar 1,70 kilometer dari pemukiman warga. Hal ini pun sudah berlangsung lama. Ia pun mengucapkan banyak terimakasih kepada TNI yang telah membantu warga dalam mengakses air bersih.
Koster juga menyebut, program yang dilakukan oleh TNI ini akan diadopsi oleh Pemprov dan Pemkab pada 2022 mendatang, dengan menggunakan dana-dana CSR. Mengingat krisis air bersih banyak terjadi di beberapa daerah di Bali, khususnya Buleleng seperti di wilayah Tejakula, Banjar dan Gerokgak. Ia pun meminta Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana memetakan desa mana saja yang mengalami krisis air bersih dan mata airnya.
“Ini memberikan pelajaran bagi saya dan bupati, dalam memecahkan masalah masyarakat yang kesulitan mengakses air bersih. Cara yang digunakan oleh Pangdam ini merupakan cara mudah, biaya lebih murah karena melibatkan masyarakat bergotong royong,” ucapnya.
Sementara, Kepala Dusun Melaka Ketut Wenten berharap, ketika bak penampungannya air ini rampung digarap pemerintah bisa membantu untuk mendistribusikan air tersebut hingga ke rumah-rumah warga. Selain itu, pihaknya juga akan membuatkan keran-keran umum yang akan di buat di beberapa titik.
“Dari bak penampungan ini masih 2,5 KM warga kami yang belum terjangkau. Dari total yang 275 kepala keluarga yang ada di dusun ini hanya 50 kepala keluarga yang sudah memiliki air bersih sisanya belum,”kata dia. |YS|