Singaraja, koranbuleleng.com | Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Suprianta mendorong Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng bisa menyelesaikan kisruh internal yang terjadi pada Perusahaan PT Tirta Mumbul Jaya Abadi yang memproduksi air mineral merk Yeh Buleleng.
Hal tersebut disampaikan Supriatna usai melakukan rapat internal bersama PT Tirta Mumbul Jaya Abadi serta pihak-pihak terkait.

Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng saat ini memiliki saham di PT Tirta Mumbul Jaya Abadi sebanyak 83 persen. Dengan saham yang lebih dari 50 persen ini, PT Tirta Mumbul Jaya Abadi diharapkan bisa menyelamatkan PT Tirta Mumbul Jaya Abadi serta bisa membayarkan tunggakan gaji para pekerja sebanyak 7 bulan.
“PT Tirta Mumbul Jaya Abadi ini kan bagian dari pemerintah juga. Jadi kita carikan solusi. Yang jelas dari pemegang saham sudah bersedia menyelesaikan masalah ini, jadi biarkan dulu berproses. Karena ini kan perlu mekanisme,” ungkap Supriatna, Kamis 6 Januari 2022
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng Made Lestariana mengatakan akan segera mengambil langkah dengan cara menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang rencananya digelar besok 7 Januari 2022.
Dari hasil rapat tersebut, jika memang diperlukan dana untuk PT Tirta Mumbul Jaya Abadi untuk memberikan sesuai dengan proporsi pemegang saham. Dengan suntikan dana tersebut diharapkan masalah-masalah di PT Tirta Mumbul Jaya Abadi bisa terselesaikan termasuk pemberian tunggakan gaji para pegawai.

Proses penyelesaian masalah PT Tirta Mumbul Jaya Abadi diyakini bisa cepat terselesaikan paling lambat dua atau tiga minggu kedepan.
“Untuk pemberian dana, nanti kita rapatkan. Berapa nanti yang dibutuhkan, berapa dana yang diharapkan dari kami sebagai pemegang saham mayoritas, sehingga perusahaan ini bisa bertahan” kata Lestariana
Perumda Tirta Hita Buleleng telah telah memberikan penyertaan modal sebesar Rp 1,4 miliar untuk PT Tirta Mumbul Jaya Abadi di tahun 2021. Hanya saja, dana tersebut digunakan untuk biaya operasional dan modal kerja agar bisa berproduksi bukan untuk menyelesaikan kewajiban yang lain.
Pada saat itu, semua pihak berharap pandemi mereda. Hanya saja hal tersebut berbanding terbalik. Target perusahaan tidak tercapai sehingga di akhir tahun 2021 banyak tunggakan gaji karyawan.
“Jadi kita akan upayakan masalah ini cepat selesai,“ terang Lestariana.
Sisi lain, Direktur Yeh Buleleng Nyoman Arta Widnyana menyampaikan jika dana yang diperlukan untuk membayar para pekerja sebanyak 86 orang mencapai Rp1,2 miliar.
Namun angka itu masih belum dipastikan semua dibayarkan kepada para karyawan. Diinternal perusahaan masih harus berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan dan para pekerja untuk menentukan kesepakatan tentang jumlah gaji yang harus diberikan.
“Secara undang-undang yang menengahi jika ada selisih perusahan dengan karyawan adalah Dinas Ketenagakerjaan. Mudah-mudahan keputusan nanti bisa menyejukan para karyawan. Ini komitmen dari hasil rapat dengan DPRD agar perusahaan bisa kembali berjalan serta tunggakan-tunggakan bisa di bayarkan,” ujar Arta. |ET|