Singaraja, koranbuleleng.com | Hujan deras menemani tatkala para peserta pelatihan pembentukan karakter kreatif menerima materi digital marketing di Balai Banjar Kelod Kauh Desa Panji. Tapi walaupun situasi di luar sedang hujan deras, para peserta tetap semangat mengikuti materi kendati agak sedikit terganggu dengan suara bising air hujan yang menghantam atap genting. Terlihat sekitar 20 orang pemuda mengikuti kegiatan pada malam hari itu Jumat, 25 Februari 2022, malam itu.
Mereka berasal dari beragam latar belakang pemilik usaha, ada yang mempunyai usaha di bidang fashion, jasa, hingga produk minuman herbal. Tidak kalah semangat dari peserta, trainer dalam kegiatan ini juga terlihat sangat antusias ketika menjelaskan materi-materi yang ia bawakan pada saat itu.
Ia bernama Putu Ary Indra Permana yang merupakan founder sekaligus CEO PT Pilar Teknologi.
Pengusaha muda asal Desa Sidatapa ini merintis usaha yang bergerak dibidang jasa yang meliputi jasa pembuatan website, web maintance, jasa desain grafis, brand identity, jasa iklan google bahkan jasa fotografi di Bali. Sudah barang tentu, dia sangat berpengalaman dibidang digital karena perusahaannya juga memiliki website sendiri, pilarkreatif.com.
Kebetulan materi yang dibawakannya malam itu juga menyangkut dengan materi digital marketing yang sangat dibutuhkan dalam mengembangkan usaha di masa kini. Karena hampir seluruh lini kehidupan saat ini sangat bergantung dengan yang namanya teknologi. Maka dari itu tidak dapat dipungkiri bahwa sektor usaha juga harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini agar tetap dapat bersaing dengan usaha lainnya.
Ary Indra menyebutkan pelatihan yang diadakan dalam rangka Program Banjar Creatif Space. Nantinya akan ada sekitar 8 kali pertemuan yang akan dilaksanakan. “Jadi pemberian materi di malam itu hanyalah pengantar saja.” kata Ary.
Ia menceritakan bahwa banyak orang mengira digital marketing itu mudah. Padahal pada kenyataannya tidak demikian, melainkan digital marketing bisa sepuluh kali lebih susah dari berjualan secara konvensional. Dalam digital marketing selain memerlukan skill yang mumpuni, pelaku usaha juga memerlukan modal yang cukup besar salah satunya untuk promosi dengan menggunakan iklan.
“Tidak mudah memang untuk menggunakan digital marketing selain perlu modal dan skill, juga memerlukan latihan yang pastinya menguras waktu dan tenaga. Kemudian untuk dapat memperoleh hasil maka harus melewati proses testing terlebih dahulu” ujarnya.
Putra dari tokoh Masyarakat Sidatapa, Wayan Ariawan ini menuturkan bahwa kunci utama dalam digital marketing ialah traffic atau pengunjung yang dimana itu bisa didapatkan melalui dua cara yakni dengan cara organik dan tidak organik. Biasanya kalau menggunakan cara organik maka akan memerlukan waktu yang lebih lama. Misalnya bila menggunakan media Instagram maka pelaku usaha haruslah rajin dalam membuat konten dan postingan. Sedangkan untuk cara tidak organik itu utamanya memerlukan modal, karena dengan cara ini kita menggunakan iklan atau ads untuk mempercepat promosi produk.
“Terdapat delapan komponen strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan memaksimalkan digital marketing yakni search engine optimization, search engine marketing, email marketing, content marketing, sponsored online, social media marketing, list building dan conversational marketing” Imbuhnya.
Ia menekankan bahwa tahapan dalam digitalisasi bisnis itu yang pertama harus ditentukan ialah target pasarnya. Jadi pelaku usaha harus mengetahui siapa saja target market dari produk jualannya dengan melakukan riset. Kemudian ketika sudah menemukan target market yang dituju, maka langkah selanjutnya ialah menentukan setup media digital. Selanjutnya langkah berikutnya baru melakukan boosting atau promosi untuk mendatangkan pengunjung sebanyak-banyaknya.
“Tentunya media digital itu ada banyak seperti sosial media, market place dan juga ada website. Jadi untuk mengidentifikasi media mana yang optimal untuk digunakan dalam menjual produk kita, bisa dengan menentukan target market terlebih dahulu. Misalnya target market kita kebanyakan ada di google maka media yang bisa kita gunakan ialah website” Jelasnya
Sementara itu Pembina Komunitas Kelod Kauh Kreatif Gede Ganesha mengungkapkan bahwa Banjar Kelod Kauh terpilih menerima Program Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan (TJSL) /CSR dari PT Pertamina. Program ini diinisiasi oleh Kementerian BUMN, Indonesia Creative City Network (ICCN) dan Bali Initiative Hub (Bithub).
Program ini memang menyasar pengembangan dan pemanfaatan balai banjar yang ada di desa-desa di Bali sebagai ruang-ruang kreatif warga desa. Jadi balai banjar tidak hanya untuk kegiatan adat, budaya dan sosial masyarakat. Tetapi kini harus juga dimanfaatkan sebagai ruang kreatif untuk menumbuhkan dan mendorong peningkatan ekonomi warga desa.
Maka dari itu dibuatlah program yang bernama “Banjar Creative Space”. Keterpilihan Banjar Kelod Kauh desa Panji dalam program Banjar Creative Space salah satunya karena mendapat rekomendasi dari Komite Ekonomi Kreatif Buleleng serta mempunyai aktifitas kegiatan kreatif yang dilakukan anak-anak muda setempat dengan menggunakan Balai Banjar Kelod Kauh sebagai pusatnya.
“Jadi selama ini di Balai Banjar Kelod Kauh telah tumbuh beberapa kegiatan kreatif, seperti bank sampah, Fotografi, dan Kegiatan Lomba Game Digital” ungkapnya.
Faktor-faktor tersebutlah yang telah mendukung Banjar Kelod Kauh terpilih untuk menerima program Banjar Creative Space, oleh karena itu dibentuklah Komunitas Kreatif Kelod Kauh dengan nama Kelod Kauh Kreatif. Komunitas ini dibentuk sebagai wadah untuk pelaksanaan kegiatan sekaligus untuk memastikan program ini dapat berkelanjutan sehingga memberikan dampak nyata bagi warga desa.
Senada dengan Gede Ganesha, Putu Agus Hermawan Ketua Komunitas Kreatif Kelod Kauh berharap dengan adanya fasilitas pelatihan yang sudah disediakan oleh pemerintah, bisa dimanfaatkan dengan maksimal agar semua masyarakat khususnya di Banjar Dinas Kelod Kauh ataupun Desa Panji bisa bekerja walaupun dalam kondisi pandemi Covid19 yakni dengan mengembangkan usaha berbasis digital.
“Karena kan sudah hampir dua tahun kita mengalami pandemi, kebanyakan masyarakat kurang ataupun tidak memiliki pendapatan. Jadi dengan adanya kegiatan ini masyarakat bisa kreatif dan berinovasi untuk memikirkan apa yang harus dikerjakan atau inovasi yang harus dilanjutkan. Jadi kami disini menyediakan fasilitas, mulai dari trainer, sampai dengan bagaimana cara untuk membuka usaha” pungkasnya. (*)
Pewarta : Made Kusuma Wijaya
Editor. : I Putu Nova A.Putra