Bernilai Ekonomis, Budidaya Maggot Untungkan Pertanian dan Lingkungan

Singaraja, koranbuleleng.com | Budidaya larva black soldier fly (BSF) atau lebih dikenal dengan maggot dewasa ini memang sedang banyak digandrungi oleh masyarakat. Bukan hanya karena bernilai ekonomi tinggi, tetapi larva maggot juga sangat berguna untuk mengatasi persoalan tumpukan sampah organik.

Hal itu sukses diterapkan di tempat budidaya maggot bsf yang ada di Banjar Dinas Dangin Pura, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Suasana ke lokasi pembudidayaan cukup asri, harus menyusuri jalanan berpaving yang dikelilingi persawahan warga. Ketika sampai akan terlihat spanduk berukuran besar yang bertulisan “Tirta Bali”.

- Advertisement -

Ya itulah nama tempatnya. Terlihat bangunan besar yang berdiri kokoh dilahan seluas kurang lebih 300 Meter persegi. Tempat itu diperuntukan untuk pembudidayaan maggot bsf dari telur sampai dengan siap dipanen.

Budidaya Maggot

Pembina budidaya maggot maggot Tirta Bali mengungkapkan bahwa budidaya maggot ditempatnya bisa menghabiskan pakan sampai dengan 1 ton hanya dalam tiga hari. Pakan yang digunakan memanfaatkan sampah organik dari limbah pasar. Biasanya pakan yang digunakan diambil dari Buleleng, Baturiti sampai dengan Denpasar.

Ia bercerita bahwa budidaya maggot yang ia dirikan ini sudah beroperasi sejak tahun 2019, tepatnya dua bulan sebelum Covid19. Kemudian setelah Covid19 melanda Indonesia budidaya maggot tersebut diambil alih oleh anaknya yang saat itu sedang tidak memiliki pekerjaan akibat pariwisata di bali yang terhenti.

“Untuk di Buleleng sulit mendapatkan limbah sampah yang sudah dipilah jadi kita juga mengambil pakan di luar kabupaten buleleng seperti baturiti dan Denpasar. Limbahnya kita dapatkan gratis hanya perlu mengeluarkan ongkos bensin,” jelasnya.

- Advertisement -

Untuk saat ini dirinya mengaku kewalahan mengatasi permintaan pasar karena maggot semakin populer serta sudah banyak petani yang mulai mengerti dari manfaat dan kegunaan maggot untuk digunakan sebagai pakan ternak.

Apalagi harganya cukup murah dibandingkan dengan pakan ternak pabrikan yakni hanya Rp10.000 per kilogram. Selain dijual dalam bentuk mentahnya ada juga yang diolah terlebih dahulu dalam bentuk kering dan juga pasta. Tidak dirinya juga berharap agar semakin banyak masyarakat yang berminat membudidayakan maggot.

“Maggot itu selain memiliki nilai ekonomis dan bisa dijadikan usaha juga berguna untuk mengatasi persoalan lingkungan. Hal ini juga dapat mempengaruhi masyarakat agar mau memilah sampah,” pungkasnya. |WK|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts