Singaraja, koranbuleleng.com| Sebanyak dua orang SMP Negeri Satu Atap 2 Kubutambahan, di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, yang mengalami keracunan makanan masih menjalani perawatan RSUD Buleleng, Minggu 5 Juni 2022. Sedangkan puluhan siswa lainnya saat ini sudah dipulangkan.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng dr. Putu Arya Nugraha mengatakan, hingga Sabtu, 4 Juni 2022 tengah malam, total sebanyak 101 pasien dari siswa yang mendapatkan penanganan dari RSUD Buleleng. Dari seluruh pasien itu, sebanyak 60 orang harus mendapatkan infus karena mengalami gejala keracunan sedang.
“Sebanyak 60 orang di infus, 51 orang dipulangkan Sabtu petang. 9 pasien di harus diobservasi sampai subuh. Sisanya ringan dengan pengobatan yang sudah sesuai prosedur,” kata Arya ditemu di RSUD Buleleng.
Sementara itu, di RSUD Buleleng saat ini dua siswa masih harus menjalani rawat inap. Siswa tersebut mengalami keracunan berat, mereka dirawat karena mengalami dehidrasi, mual muntah, disertai diare.
Salah satu dari kedua siswa tersebut, juga harus dirawat di ruang intensif karena mengalami kekurangan cairan tubuh, penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut nadi. Sehingga siswa tersebut harus mendapatkan monitoring lebih dari tim medis, untuk memulihkan kondisinya.
“Tensi rendah dehidrasi muntah diare yang cukup banyak. Kalau sudah stabil baru bisa dipulangkan. Diberikan infus untuk pengganti cairan, anti mual dan anti diare, dan nutrisi. Keduanya ada progres perbaikan yang signifikan,” terangnya.
Arya menyebut, saat ini kasus keracunan ini masih ditangani Dinas Kesehatan Buleleng. Nantinya, jika peristiwa tersebut dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pembiayaan terhadap ratusan siswa akan ditanggung Negara.
“Dinkes sedang tracing, kalau KLB harusnya ditanggung Negara karena jumlah korban banyak,” ujarnya.
Sementara, salah satu orang tua siswa SMP Satu Atap 2 Kubutambangan yang masih di rawat di RSUD Buleleng, Kadek Restini mengatakan, saat ini anaknya sudah dalam kondisi membaik. Namun, masih merasakan mual dan pusing.
“Waktu itu saya lagi di kebun. Saya langsung pulang, di rumah saya lihat dia sudah menangis dan muntah-muntah. Saya belikan susu. Masih juga mual. Ini anak ketiga, dari tiga bersaudara. Kakaknya satu kelas. Satu kelas karena kakaknya terlambat sekolah. Kakaknya sempat mual juga, tapi sudah aman,” kata Resti ditemui di RSUD Buleleng, saat menunggui anaknya yang masih dirawat.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri Satu Atap 2 Kubutambahan Komang Rupada mengatakan dari total 161 yang ada 136 orang siswa dan guru yang dibawa ke rumah sakit. 133 orang merupakan siswa siswi, dua guru, dan satu pegawai. Mereka dibawa ke tiga rumah sakit, RS Giri Emas, Kecamatan Sawan, RSUD Buleleng, dan RS Paramasidhi Singaraja.
Dari ratusan siswa dan guru tersebut, yang masih menjalani rawat saat ini sebanyak 17 orang, diantaranya dua orang di RSUD Buleleng, dua di RS Giri Emas, dan 13 orang di RS Parama Sidhi Singaraja.
Disisi lain, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa keracunan makanan yang dialami ratusan siswa di SMP Negeri Satu Atap 2 Kubutambahan. Dalam kasus tersebut, polisi sudah memeriksa 6 siswa, panitia yang memesan atas nama Gede Eka Yasa dan Kepala Sekolah SMPN Satu Atap 2 Kubutambahan Komang Rupada.
“Ada 6 siswa, Kepsek, pemesan nasi yang diperiksa sebagai saksi,” kata Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Sumarjaya.
Sumarjaya menyebut, selain memeriksa sejumlah saksi. Polisi juga telah mengumpulkan sampel makanan yang diduga mengandung racun dari sekolah dan muntahan siswa serta bahan baku dari warung Ni Komang Cening. Nantinya sampel makanan tersebut bakal dikirim ke Laboratorium Forensik Polda Bali.
“Siang ini akan dikirim. Untuk memeriksa ada atau tidak kandungan bakteri atau racun pada makanan yang dikonsumsi siswa,” ujarnya. |YS|