Jadikan Kelor Tanaman Andalan, Desa Lokapaksa Siapkan Agrowisata

Singaraja, koranbuleleng.com │ Banyak cara untuk mengembangakan agrowisata di setiap desa. Mulai dari pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan serta adat budaya. Pengembangan Agrowisata juga telah dirancang di Desa Lokapaksa, kecamatan Seririt, Buleleng.

Desa Lokapaksa mulai mulai menggarap potensi pertanian yakni dengan melakukan pembudidayaan tanaman kelor. Pengembanagn agrowisata kelor ini di gagas pemerintah desa setempat bersama Kelompok Tani Tri Hita Karana.

- Advertisement -

Kelompok tani sudah mulai menanam kelor sejak 2018 lalu. Sampai saat ini lebih dari 1000 batang bibit kelor ditanam di perkebunan serta halaman rumah warga seluas kurang lebih 6 hektar. Diharapkan melalui tanaman kelor desa bisa dikenal sebagai sentra penghasil kelor dan juga produk olahan dari kelor.    

Ketua Kelompok Tani Tri Hita Karana. Desa Lokapaksa, I Gusti Bagus Sumertana mengatakan, pengembangan agrowisata desa mulai dari pembibitan yang sudah dilakukan 4 tahun lalu. Dari sisi kesehatan, daun kelor diyakini memiliki khasiat untuk tubuh,karena itulah daun ajaib ini memiliki peluang ekonomi yang bagus.

Varietas kelor di Lokapaksa pun dibilang berbeda, karena buahnya bisa sampai memanjang 1 meter. Buahnya pun diakui lebih manis daripada buah kelor yang lain.

“Kita tanam di ketinggian sampai 800 meter diatas permukaan laut. Keatas itu bisa saja, namun hasilnya kurang bagus. Penanaman bibit kelor pun masih dengan cara organik tanpa bantuan bahan kimia,” katanya.

- Advertisement -

Semua hasil panen dari para petani akan dibeli oleh Koperasi Produsen Agribisnis Tri Hita Karana Desa Lokapaksa. Selain fokus pada pembibitan, kelompok tani Tri Hita Karana juga merancang berbagai olahan makanan dengan bahan baku utama kelor. Produk olahan ini juga diharapkan dapat menjadi ikon makan khas Buleleng.   

“Sudah ada yang dibuat teh, tepung dan kue. Nanti kita juga merancang produk-produk makanan lainya. Harapnya apa yang kita kerjakan bisa menjadikan desa Lokapaksa sebagai tujuan wisata kelor di Inonesia,” harapnya

Kelompok tani Tri Hita terbilang sukses dalam pengembangan kelor. Sebelumnya kelompok tani ini sempat mengikuti pameran UMKM di daerah pulau Jawa mewakili Bali. Mereka membawa hasil kelor berupa tepung. Uniknya tepuk yang di bawa kesana di jual terbatas. Pembeli hanya bisa membeli 1 tepung saja.

“Peminatnya banyak, jadi kita batasi 1 orang beli satu. Itu tepung nya habis semua. Jadi kelor ini memiliki nilai ekonomis yang bagus untuk jangka panjang,” tutupnya.

Sementara itu, Perbekel Lokapaksa Putu Dodik Tryana mengatakan, di desa Lokapaksa memang banyak komoditi pertanian yang bagus, ada alpukat dan juga porang. Namun saat ini kelor menjadi pilihan komoditi unggulan.

Tanaman kelor di desa Lokapaksa terbilang unggul. Sebab daun yang tumbuh cukup lebar. Selain itu buahnya juga sampai 1 meter. Jumlahnya pun sudah cukup banyak di dua dusun Yakni Banjar Dinas Bukit Sari dan Banjar Dinas Kembang Sari.

“Membudidayakan pohon kelor ini sebagai komoditi unggulan peningkatan perekonomian masyarakat desa lokpaksa” katanya  

Hasil Daun Kelor ada yang sudah diolah menjadi teh, tepung, hingga kue pia.   Hasil olahan kelor sudah dipasarkan oleh Koperasi Tri Hita Karana.  Kendatipun pasarnya belum luas, namun produk ini sudah dalam kemasan dan dijamin higienis.

“Secara bertahap produk olahan kelor Lokapaksa mampu bersaing dan menjadi ikonik desa juga bisa menjadi desa wisata buah kelor. kami berharap peran serta masyarakat untuk mendukung budidaya dan olahan pangan kelor yang sedang dikembangkan ini” tutupnya.

Memaksimalkan pembudidayaan kelor, pihak desa turut melakukan kerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat  (LPPM) Undiksha Singaraja terkait bantuan bibit kelor dan juga pompa hidran, sehingga lahan di dua banjar itu maksimal ditanami kelor. │ET│

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts