Singaraja, koranbuleleng.com │ Cuaca sangat terik di Pantai Penyumbahan, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Di Lokasi ini berlangsung event Indonesia International Stand-up Paddle (SUP) series 2022 Bali Race. SUP adalah olahraga air di mana atletnya berdiri di atas papan sambil mendayung.
Menuju tempat ini hawa terasa panas. Setiba di lokasi mulai sejuk karena banyak pepohonan kelapa menjulang yang memacu angin sepoi-sepoi. Lokasi ini masih sangat asri serta bersih.
Sampah-sampah sangat jarang ditemukan. Desa Les juga getol dalam mengurangi jumlah sampah plastik. Pemerintah desa dan warganya mengolah sampah dengan baik, salah satunya menjadikan sampah plastik menjadi kerajinan yang lebih bernilai.
Ini salah satu alasan kenapa Desa Les dipilih sebagai lokasi International Stand-up Paddle ini. Selain ombak tenang juga menjadi faktor yang sangat mendukung.
Kompetisi hari pertama berlangsung pada sabtu 5 Oktober 2022. Terlihat, para peserta sangat antusias mengikuti kompetisi ini. Atlet senior, junior, pemula hingga atlet luar negeri ikut meramaikan.
Bahkan atlet pemecah Museum Rekor Dunia Indonesia atau Rekor Muri juga ikut berpartisipasi.
Pertandingan dibagi menjadi 14 kategori, mulai dari satu sampai lima kilometer. Ketika pembawa acara memberikan aba-aba untuk para peserta bersiap-siap. Atlet mulai memakai pakaian menyerupai pakaian renang.
Mereka bergegas mengambil papan untuk menuju pinggir pantai. Sorak sorai penonton mulai riuh diselingi musik yang diputar oleh panitia penyelenggara.
Warga setempat, dari orang dewasa, anak-anak ramai menyaksikan. Mereka mulai mengabadikan moment dengan mengambil foto para peserta.
Kompetisi SUP Series 2022 Bali ini berjenis race atau balapan. Sehingga peserta yang terlebih dahulu mencapai garis finish akan menjadi juara, namun harus tetap mengikuti peraturan serta ketentuan lomba.
Usai tiba di garis finish, sekitar pukul 10.30 wita peserta tampak kelelahan namun terlihat sangat menikmati. Mereka bercengkrama sesama peserta, menyampaikan bagaimana perasaan sampai di garis finis.
Hampir seluruh badan mereka basah, lalu mereka menuju permukaan, menaruh papan dan mengganti baju.
Kemudian duduk ditempat yang disediakan panitia. Mereka menikmati jajanan yang mereka beli di sekitar lokasi. Banyak stand-stand makanan ya ada di sekitar lokasi.
Produk-produk khas Desa Les juga ada, seperti Gula Juruh, Arak Khas Desa Les, hingga Kuliner Bubur Mengguh.
Tak berlangsung lama, peserta lain dipersilahkan untuk bersiap-siap. perlombaan untuk kategori berikutnya akan segera dimulai.
Selang beberapa jam kemudian, ketika semua peserta usai menunjukan aksinya di laut, acara selanjutnya adalah hiburan. Panitia menyiapkan beberapa band yang tampil untuk lebih memeriahkan acara SUP Series 2022
Salah satu peserta SUP Series 2022 Lukas Gallu Beko mengatakan, jika kompetisi yang berlangsung di desa Les sebagai upaya mengenalkan olahraga SUP Series 2022 ke masyarakat. Selain itu, kompetisi ini sebagai ajang pemanasan dirinya untuk nanti tampil di PON nanti untuk mewakili Bali.
“Saya sudah menang berapa kali mewakili Indonesia. Habis disini saya langsung berangkat ke Thailand untuk ikut kompetisi lagi. Persiapan sudah serius, latihan dan akan berusaha semaksimal mungkin” katanya
Lukas senditi atlet yang telah berkompetisi di berbagai ajang nasional dan internasional. Belum lama ini ia meraih penghargaan dari Rekor Muri. Atlet asal Sumba, Nusa Tenggara Timur ini berhasil masuk Rekor Muri, mengelilingi Pulau Bali dengan memakai Stand Up Paddle.
Ia dianugerahi penghargaan Rekor Muri sebagai orang pertama di Indonesia yang pernah mengelilingi pulau Bali dengan jarak tempuh 453,7 KM dalam waktu 16 hari dengan waktu tempuh 84,58 jam. Saat itu ia juga sempat singgah di Desa Les, Tejakula.
Kembali ikut serta berkompetisi di desa Les ia mengaku bangga, lantaran pantainya sangat indah dan bersih.
“Di desa Les sangat bagus, ombaknya tenang. Tempatnya juga bersih, terumbu karang masih bagus. Kita bisa lihat ikan-ikan kecil juga” sanjung Lukas
Hal senada dikatakan atlet SUP asal Belitung Tedi. Ia mengaku sangat senang dapat berkompetisi di Desa Les. Ia juga memuji keindahan laut di Desa Les, karena mendayung dapat langsung melihat ekosistem laut.
“Pemandangan lautnya sangat bagus. Saya senang bisa ikut event di desa Les”singkat Tedi
Ditempat yang sama, Ketua Panitia SUP Series 2022 Gede Eka Sandi mengatakan, SUP adalah olahraga yang melibatkan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas di seluruh bagian tubuh.
Sebanyak 33 peserta mengikuti kompetisi SUP 2022 Bali bertajuk Sea Summit North Bali. Kompetisi akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 4 hingga 6 November 2022.
Kompetisi yang diorganisir oleh SUP Bali ini, tak hanya diikuti oleh peserta dalam negeri saja, melainkan ada juga yang dari luar negeri. Peserta ada dari Belitung, Lampung, Jakarta, Tangerang, Depok, bahkan ada dari Amerika Serikat.
Kompetisi ini baru pertama kali berlangsung di Bali Utara dan menjadi seri penutup kompetisi Indonesia International Stand Up Paddle Series 2022. Pemilihan Desa Les sebagai venue lantaran pesona pantainya yang menarik dengan ombak yang tenang serta pantai yang bersih.
“Ombak yang tenang, sehingga sangat aman dan nyaman,”kata pria yang akrab disapa Lolo
Ia berharap agar kompetisi Stand Up Paddle ini dapat terus berlanjut khususnya di Bali sehingga dapat memunculkan atlet-atlet berprestasi. Apalagi cabang olahraga ini bersifat ramah lingkungan dan tidak merusak terumbu karang.
“Event ini diselenggarakan untuk mengenalkan olahraga SUP di masyarakat. Sekaligus menjaring bibit atlet stand up paddle muda ,” imbuh Lolo
Disisi lain, Perbekel Desa Les Gede Adi Wistara mengatakan, Bali SUP 2022 adalah cara mengemas olahraga dengan sisi budaya, kuliner, ekonomi kreatif serta pengembangan pariwisata.
Dengan kegiatan ini diharapkan potensi-potensi yang ada di desa les dikenal lebih luas. Tentu saja ini akan memberikan dampak positif terhadap Buleleng dan khususnya di desa Les.
“Kami perkenalan potensi desa dengan event ini. Ini awal kami juga untuk kembangkan potensi desa yang lain. Termasuk wisata terumbu karang” katanya
Pihak desa sangat mengedepankan kearifan lokal dalam penyelenggaraan kompetisi internasional ini. Pihak desa menyediakan homestay di desa untuk peserta. Selain itu, juga memperkenalkan makanan khas Desa Les.
“Tidak dengan hotel-hotel berbintang namun dengan potensi yang ada. Bahan makanan yang kami tawarkan juga makanan khas Buleleng khususnya di desa Les” katanya
Pihak desa berharap kegiatan seperti ini bisa berlanjut dari tahun-ketahuan. Bahkan dari pihak desa sudah memberikan bantuan papan SUP untuk para pemula yang ingin berlatih. Sehingga yang berbakat dapat menjadi atlet-atlet yang berprestasi kedepan. │ET│