Singaraja, koranbuleleng.com │ I Wayan Widiana dikukuhkan menjadi Guru Besar termuda pada usia 37 tahun di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Akademisi asal Karangasem ini menyandang gelar lengkap Prof. Dr. I Wayan Widiana, S.Pd.,M.Pd.
Prof Widiana menjadi profesor bidang Ilmu Pengukuhan dan Evaluasi Pendidikan Dasar dan menjadi yang pertama di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Undiksha.
Menjadi seorang guru besar sudah ia cita-citakan sejak dulu. Dimulai dari ia diterima menjadi dosen di Undiksha pada tahun 2010. Mulai dari situ, ia mulai aktif mempersiapkan diri.
Setelah tercatat sebagai dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Widiana melanjutkan studi doktoral di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2012-2016 pada program studi yang sama yaitu Program studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.
Perjuangannya cukup lama, yakni 15 tahun. Menurutnya, gelar guru besar memerlukan kerja keras. Dalam pengukuhan, ia membawakan orasi ilmiah mengenai kemampuan berpikir metakognitif. Ia mengaku telah mengkaji kemampuan berpikir sejak tahun 2007.
“Penelitian saya sudah geluti dan tertarik sejak saya mahasiswa S1. Skripsi saya tentang berpikir kritis, kemudian S2 mengambil topik tentang berpikir kreatif. Kemudian saya mendalami kemampuan berpikir itu saat S3. Kemudian setelah didalami banyak hal yg ditemukan sehingga ambil topik lebih khusus lagi tentang kemampuan berpikir metakognitif,” ujarnya.
Selama menjadi dosen di Universitas Pendidikan Ganesha, Prof Widiana pernah dipercaya sebagai Staf Ahli Rektor, Ketua Pusat Jurnal dan Publikasi, Ketua Simkatmawa, Ketua Tim PKM Undiksha, Sekretaris PPG Undiksha, Ketua Tim Percepatan Guru Besar dan Lektor Kepala, dan Wakil Dekan 2 Fakultas Ilmu Pendidikan.
Berbagai terobosan sudah pernah dibuat sebagai bentuk komitmen dan produktivitasnya dalam bekerja, di antaranya: mengantarkan Undiksha memiliki 120 Jurnal ber ISSN dengan 97 Jurnal terindeks sinta dan 19 Jurnal terindeks Sinta 2 (sampai akhir tahun 2022. Pada tahun 2021 menjadi peringkat 13 Nasional, dan peringkat 3 di BLU; mengantarkan 22 GB dan 21 LK pada Tahun 2022; dan ikut mengantarkan Fakultas Ilmu Pendidikan memperoleh 2 kali peringkat I dalam klasterisasi antar Fakultas di Lingkungan Undiksha.
Selain itu, Prof Widiana pernah bertugas sebagai reviewer PKM, reviewer Simkatmawa, reviewer Matching Fund (Kedai Reka), asesor Lemdik, reviewer akreditasi jurnal, asesor PPG, pengurus HDPGSDI, pengurus PPPGSDI, pengurus RJI, editor jurnal nasional dan internasional.
“Guru besar jenjang tertinggi seorang dosen. Sudah barang tentu punya motivasi kuat untuk mencapai jenjang tertinggi ini. Saya bangga dgn mencapai jenjang tertinggi bisa berkontribusi untuk bangsa dan negara.” Kata Prof Widiana ditemui usai Pengukuhan
Gelar yang ia capai saat ini juga tak lepas dari usaha dan kerja keras serta peran motivasi keluarga, lembaga, dan kolega. Ia mengaku bangga dengan capaian ini dan berharap bisa berkontribusi banyak. Bahkan, Pria kelahiran 5 Juli 1985 ini mengaku tidak menemui kendala serius dalam meraih gelar guru besar ini.
“ Saya ikuti tahapan dengan baik. Penelitian saya lakukan dgn baik, dapat hasil dipublikasikan dgn baik. Penelitian saya ini bisa diimplementasikan. Jadi kendala yang berat itu tidak saya temui” tutupnya.
Selain Prof Widana, Undiksha Singaraja juga mengukuhkan 16 guru besar lainya di tahun 2023. Pengukuhan guru besar baru ini dilakukan dengan serangkaian Dies Natalis ke-30 Undiksha di Auditorium Undiksha Singaraja, Rabu 18 Januari 2022 dan Kamis 19 Januari 2023. Pengukuhan dilakukan langsung oleh Rektor Undiksha Singaraja, Prof Dr I Nyoman Jampel MPd.
Untuk 16 guru besar lainnya adalah Prof Dr Ketut Agustini MSi yang dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Teknologi Pendidikan Informatika, Prof Dr I Gede Budasi M Ed dengan bidang Ilmu Linguistik, Prof Dr I Putu Sriartha MS dengan bidang Ilmu Geografi, Prof Dr I Wayan Muderawan MS dengan bidang Ilmu Kimia, Prof Dr I Made Pageh M Hum dengan bidang Ilmu Kajian Sejarah.
Lalu ada Prof Dr Gde Artawan MPd dengan bidang Ilmu Sastra Indonesia, dan Prof Dr Gede Adi Yuniarta MSi dengan bidang Ilmu Ekonomi, Prof Dr Dewa Gede Hendra Divayana MKom di bidang Ilmu Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Teknik Informatika. Selanjutnya, Prof Dr I Putu Wisna Ariawan MSi dengan bidang Ilmu Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Matematika, Prof Dr Dewa Bagus Sanjaya MSi di bidang Ilmu Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Kewarganegaraan.
Kemudian Prof Dr Ida Bagus Made Astawa MSi dengan bidang Ilmu Pendidikan Geografi, Prof Dr I Dewa Ketut Sastrawidana MSi dengan bidang Ilmu Kimia Lingkungan, Prof Dr I Gede Sudirtha MPd dengan bidang Ilmu Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Vokasi, Prof Dr Ketut Agustini MSi dengan bidang Ilmu Teknologi Pendidikan Informatika.
Berikutnya, Prof Dr I Gusti Ngurah Pujawan M Kes dengan bidang Ilmu Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Matematika, Prof Dr Drs I Ketut Sudiana, M Kes dengan bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan, dan Prof Dr Gede Rasben Dantes MTI dengan bidang Ilmu Sistem Informasi/Teknologi Informasi.
Rektor Undiksha, Prof Jampel memberi apresiasi dan selamat kepada para guru besar anyar ini. Ia juga memberikan apresiasi atas semangat dan komitmen dalam mengajukan usulan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. Jumlah guru besar yang dikeluhkan kali ini melampaui dari target sebelumnya yang ditentukan.
“Saya targetkan tahun 2022 ada 15 profesor, tapi ada 17 orang,” katanya.
Undiksha menargetkan memiliki 100 profesor pada tahun 2025. Hal ini salah satunya untuk memenuhi syarat untuk menuju Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Oleh karena itu, pihaknya mendorong para dosen Lektor Kepala dan yang sudah memenuhi syarat untuk segera mengajukan usulan.
” Saya yakin dengan tambahan 17 guru besar ini akan mempercepat lagi Undiksha mencapai cita-citanya,” pungkasnya. │ET│