Macet Parah, Barisan Peserta Gerak Jalan 17 Kilometer Kacau

Singaraja, koranbuleleng.com | Sebanyak 26 regu peserta lomba gerak jalan kategori dewasa putri 17 Kilometer menyusuri rute baru, Singaraja hingga finish di Krisna Oleh-oleh Desa Temukus, Jumat, 9 Agustus 2024 siang. Lomba gerak jalan 17 Km yang dibagi dalam dua etape ini menemui kemacetan parah, hingga sebagian besar barisan peserta gerak jalan menjadi kacau.

Rute yang dilalui ini merupakan kawasan jalur jalan nasional. Intensitas kendaraan di jalur ini setiap hari tinggi dan dilalui berbagai jenis kendaraan, termasuk bus pariwisata dan truk pengangkut material serta kebutuhan pokok. Selain itu, kepadatan lalu lintas juga dipengaruhi oleh jam pulang kerja pegawai.

- Advertisement -

Petugas dari Dinas Perhubungan dan Satuan lantas Polres Buleleng tampak kewalahan mengatur ritme lalu lintas. Seluruh pengalihan arus lalu lintas sepanjang rute tersebut ternyata bermuara pada satu jalur di jalan raya Lovina, sementara garis finish gerak jalan masih berada 4,8 kilometer ke arah barat.

Kemacetan tersebut membuat sejumlah regu gerak jalan mengubah strategi yang seharusnya membentuk dua barisan, harus berbaris menjadi satu barisan agar bisa bergerak di tengah kemacetan. Mereka melakukan hal itu, untuk bisa mengejar waktu yang telah ditentukan oleh panitia lomba.

Ketua Ikatan Guru Olahraga Nasional (IGORNAS) yang juga selaku Ketua Tim Juri Gerak Jalan, I Made Sumarga Jaya mengatakan, kemacetan yang mengganggu jalannya peserta tersebut, tidak masuk dalam kategori pelanggaran. Namun, seperti yang telah disepakati dalam pertemuan teknis, yang menjadi penilaian penting peserta, yakni terkait ketepatan waktu mereka mencapai lokasi finis.

“Dalam TM (Technical Meeting) sudah dijelaskan ketepatan waktu nilainya paling besar. Kalau memang situasi macet dan mengganggu peserta, maka dipastikan bukan pelanggaran. Sekarang tergantung strategi pelatih untuk menyikapi situasi hari ini,” ujar Sumarga Jaya pada Jumat, 9 Agustus 2024 sore.

- Advertisement -

Sumarga Jaya menyebut, dari pantauan pihaknya, semua peserta yang ikut dalam gerak jalan dewasa putri 17 kilometer putri terjebak dalam kemacetan. “Saya kira tidak satu atau dua peserta mengalami hal ini, kami sudah pantau hampir semua peserta mengalami hal yang sama,” kata dia.

Sekedar informasi, lomba gerak jalan memang menjadi agenda tahunan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Buleleng. Biasanya dalam lomba-lomba sebelumnya, gerak jalan dari kategori SD dan SMP 8 kilometer serta kategori dewasa putri 17 kilometer selalu mengambil rute di wilayah perkotaan.

Namun, berbeda pada tahun ini gerak jalan kategori dewasa putri 17 kilometer, kini mengambil rute dengan start di Kota Singaraja, seperti Jalan Ngurah Rai, Jalan Veteran, Jalan Gajah Mada, Jalan Dr. Sutomo, Jalan Ayani, hingga finish di Krisna Oleh-oleh Khas Bali Temukus.

Ketua Panitia Tetap (Pantap) HUT Kemerdekaan RI Kabupaten Buleleng, Gede Sandhiyasa mengatakan, terkait kemacetan yang terjadi di jalur pantura akibat adanya lomba gerak kategori dewasa putri 17 kilometer, akan melakukan evaluasi. Padahal, sebelumnya dalam dalam rapat yang digelar Dinas Perhubungan (Dishub) Buleleng, disebut telah mengimbau agar panitia tidak mengambil jalur tersebut sebagai rute gerak jalan. 

“Nanti dari panitia akan evaluasi atas kemacetan yang ditimbulkan. Padahal sudah diatur dan dihimbau oleh Kadishub tentang rute yang dilalui. Lebih jauh, hubungi Pak Kadisdik,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Made Astika mengatakan, keputusan rute yang diambil untuk lomba gerak jalan kategori dewasa putri 17 kilometer, disepakati dalam rapat yang digelar oleh panitia lomba gerak jalan bersama Pantap HUT Kemerdekaan RI Buleleng bersama stakeholder terkait. “Keputusan untuk mengambil jalur Seririt – Singaraja untuk gerak jalan 17 kilometer adalah Keputusan rapat,” singkatnya.(*)

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts