Singaraja, koranbuleleng.com| Wajan kini tak hanya sekedar perkakas dapur yang digunakan untuk memasak. Lewat tangan mahasiswa bernama Ketut Andi Palwika, wajan yang menghitam akibat pembakaran digunakan sebagai media lukisan.
Mahasiswa Seni Rupa Undiksha Singaraja, itu menamai hasil karyanya itu “Jambangan”. Dalam karya seni yang dibuatnya, dia mengaplikasikan gaya melukis seperti di perasi di atas lontar. Bedanya digores di bagian bawah wajan yang sudah gosong. Wajan itu ditoreh dengan mengisahkan cerita di banjar.
Hasil karya itu, belum lama ini juga sempat dipajang di galeri di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Seni yang tergolong unik itu pun, mendapat perhatian pengunjung.
Pria yang kini berusia 24 tahun itu mengatakan, untuk membuat satu karya tersebut ia membutuhkan waktu tiga minggu. Andi menyebut, karya berdiameter 60 centimeter x 60 centimeter tersebut dirancang, karrna mendapat inspirasi dari dosennya.
“Awalnya ingin mencoba media baru. Karya seni sekarang tidak memandang media bahan yang dipakai, yang penting cipta. Ide awalnya dari narasi di lontar,” ujarnya belum lama ini.
Kata Andi, wajan yang digunakan sebagai media lukisan itu, didapat dari STT asalnya di Banjar Pande, Desa/Kecamatan Kediri, Tabanan. Wajan yang sudah hitam bagian bawah karena telah lama digunakan itu, kemudian ditukarkan dengan yang baru. Wajan bekas pun disebut dipilih, karena bagian bawahnya sudah berkerak hitam. Kerak hitam itu dijadikan latar penceritaan dalam lukisannya.
Kemudian, wajan itu dilukis mahasiswa tersebut dengan mengisahkan kehidupan adat sehari-hari di STT Banjar. Dalam lukisan itu, Andi memvisualisasikan krama bergotong royong nampah babi (menyembelih babi), menggelar upacara ngaben, hingga membuat ogoh-ogoh. “Menceritakan bagaimana panci ini menghubungkan semua orang di STT. Jadi ceritanya kehidupan adat budaya sehari-hari,” katanya.
Andi mengaku, melukis di atas wajan ini baru pertama kali dicobanya. Biasanya ia membuat karya prasi atau patung. Pembuatan karya lukis di medium wajan ini pun dianggap lebih menantang dan kompleks baginya. Selain karena ukurannya, bentuknya yang cekung membutuhkan konsentrasi khusus saat membuatnya.
Dalam pembuatannya, pada tahap awal dibuat sketsa gambar di atas kertas. Setelahnya baru lah proses menoreh dilakukan menggunakan bor. Menoreh dengan menggunakan bor itu pin disebut cukup susah. Diaman bagian tersulit adalah saat saat melukis pada bagian wajan yang teksturnya sedikit tebal. Sehingga membutuhkan tenaga ekstra untuk membersihkan kerak di wajan.
Meski demikian, mahasiswa semester XIII ini mengaku, merasa lebih tertantang untuk membuat karya tersebut. Andi menambahkan, kedepannya akan membuat karya lukis yang sama dengan media yang lain seperti gong bekas ataupun panci. “Mungkin karya selanjutnya rencananya akan membuat di medium yang lebih besar,” ucapnya.(*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada