Singaraja, koranbuleleng.com| Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali menegaskan, himbauan penerapan ‘green election’ atau kampanye hijau di Pilkada 2024, tidak untuk mengurangi euphoria pelaksanaan pesta demokrasi. Himbauan itu untuk menyelamatkan lingkungan dari penggunaan sampah plastic dari kemunculan alat peraga berbahan plastik.
Green election merupakan gerakan membatasi penggunaan alat peraga berbahan plastik. Hal tersebut juga menjadi kebijakan dari KPU Provinsi Bali.
Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan mengatakan, pengusulan penerapan green election itu sudah dilakukannya sejak lama. Selain untuk menyelamatkan lingkungan dari sampah plastic, masyarakat juga menghendaki agar tidak banyak dipasang baliho.
Namun, hal itu disebut belum disetujui oleh para paslon. Sehingga penerapan pemasangan baliho pada masa kampanye Pilkada 2024 tetap dilakukan. “Dari sosialisasi yang kita lakukan, masyarakat tidak butuh memasang baliho. Kalau paslon tidak setuju ya kita tidak bisa berbuat banyak. Jangan sampai saya didiskreditkan saya mengurangi hak orang, padahal tidak,” kata Lidartawan ditemui Jumat, 25 Oktober 2024.
Sesuai aturan sampah dari baliho-baliho itu disebut tidak boleh dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Lantaran sampah dari baliho tersebut, merupakan berbahan dari plastik.
Kata Lidartawan, KPU pun tidak memiliki kewenangan untuk mengelola sampah dari baliho tersebut.
Ia berharap, adanya komunitas yang bisa memanfaatkan sampah-sampah tersebut bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan. Selain itu, nantinya paslon yang terpilih diharapkan bisa memberikan solusi terkait penanganan sampah dari baliho tersebut.
“Calon-calon yang akan terpilih ini, mestinya punya tanggung jawab. Coba nanti tanya pada calon yang terpilih, sampah baliho ini mau dibawa kemana,” katanya.
Lidartawan menambahkan, penerapan green election tidak untuk mengurangi pesta demokrasi Pilkada 2024. Namun, penerapan kampanye hijau itu sebagai upaya menjaga Bali dari sampah plastik.
“Saya sekali lagi tidak mengurangi orang euforia. Tapi kenapa kita sudah era digital masih saja seperti itu. Saya hanya ingin menjaga Bali saja, supaya kita tidak tidur di bawah sampah,” katanya.(*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada