Singaraja, koranbuleleng.com | Cagub Bali I Made Muliawan Arya alias De Gadjah mengaku menemukan sejumlah potret kelam Bali selama berkeliling Bali serangkaian kontestasi Pilkada Bali.
De Gadjah yang lebih sering berkeliling di wilayah Bali Selatan, dan Putu Agus Suradnyana berkeliling di Bali utara mengaku potret kelam itu dirangkum dari aspirasi masyarakat Bali.
Beberapa potret kelam yang dirangkum De Gadjah dibeberkan saat Uji Publik di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Singaraja, Selasa 5 Nopember 2024. Rektor Undiskha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan langsung menjadi moderator dalam uji publik tersebut dan dihadiri oleh dua ribu lebih mahasiswa setempat.
Undiksha juga menyiapkan 8 orang Panelis terdiri dari Guru Besar universitas setempat dan dari unsur Mahasiswa.
De Gadjah memaparkan ada sejumlah permasalahan Bali sebagai sebuah potret kelam dari masa lalu, diantaranya Bali kekurangan air bersih dan terancam krisis air bersih. Permasalahan sampah yang tidak terpecahkan dan kemacetan yang parah.
Pembangunan infrastruktur Bali belum merata dan bahkan ada penolakan bandara Bali utara dari pemerintahan yang lama. Padahal, kata De Gadjah pembangunan Bandara sangat penting untuk pemerataan ekonomi.
De Gadjah menegaskan bahwa Presiden RI, Prabowo Subianto punya komitmen kuat untuk mebangun bandara berkelas internasional di Bali utara sekelas dengan bandara di Singapura dan Hongkong.
“Maksud Pak Prabowo membangun bandara Bali utara seperti New Singapore dan New Hongkong sama dengan kawasan airportnya. Maksudnya bukan Bali. Itu diplesetkan oleh orang tidak bertanggungjawab karena Prabowo berbicara dalam kontek airport.” terang De Gadjah.
New Hongkong dan Singapore yang dimaksud, lanjut De Gadjah tentang kebersihannya, kerapian dan tidak akan mengurangi nilai-nilai adat dan budaya Bali.
De Gadjah juga mengaku pengentasan kemiskinan masih belum maksimal. Bahkan, sebuah sekolah yakni Sekolah Menengah Atas Negeri Bali Mandara sempat diberangus. Dia berjanji, akan membangun dua sekolah yang sama yakni di Kabupaten Jembrana dan di Kabupaten Karangasem jika terpilih dalam Pilkada serentak 2024.
Politisi Partai Gerindra ini juga mengungkap pembangunan infrastruktur yang salah arah dan memicu defisit pada APBD Bali hingga 1,9 triliun serta harus menanggung pembayaran hutang PEN.
Tata ruang Bali pun rusak dan terjadi degradasi kualitas bentang alam Bali. “Contohnya pengerukan di Canggu dan tebing di Pecatu sana,” kata dia.
Pria yang sedang menjabat sebagai Ketua Pertina Bali ini mengungkap program pembangunan keolahragaan tidak tersentuh sama sekali, padahal potensi untuk meraih prestasi dunia sangat tinggi. “Justru ada penolakan U-20, padahal ada anggaran besar untuk revitalisasi stadion di Indonesia termasuk di Bali. Akhirnya mimpi prestasi dari adik-adik kita terkubur,” ujar De Gadjah.
Kata dia, konsep satu jalur dalam membangun Bali ini sangat diperlukan untuk kemudahan menjalankan program pemerintahan. (*)