Desa Pegayaman Punya Sekolah Lansia Pertama di Buleleng

Singaraja, koranbuleleng.com| Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, kini memiliki Sekolah Lansia. Di sekolah itu, lansia yang ada di desa setempat akan diajarkan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki. Dengan demikian mereka akan tetap produktif.

Sekolah lansia ini, diinisiasi oleh Bina Keluarga Lansia (BKL) sebagai Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali bekerjasama dengan pihak desa. Sekolah Lansia tersebut pun, diluncurkan pada Kamis, 7 November 2024.

- Advertisement -

Desa Pegayaman, merupakan satu – satunya desa di Kabupaten Buleleng yang menjadi pilot projek sekolah lansia ini. Sebanyak 40 lansia yang sudah berumur 60 tahun keatas pun terlihat antusias mengikuti program Pendidikan. Para lansia yang tergabung dalam satu kelas ini, akan diberikan materi oleh narasumber pilihan, dimana materinya menyangkut permasalahan mereka pada masa lansia ini.

Plt Kepala Perwakilan BKKBN Bali, dr. Luh Gede Sukardiasih mengatakan, saat ini di Bali angka lansia meningkat drastic. Adanya peningkatan ini, harus dibarengi dengan peningkatan taraf hidup lansia. Dengan adanya hal itu, lansia harus diberi pendampingan konseling sebagai upaya pemberdayaan lansia di Desa Pegayaman.

“Kalau kita biarkan jadi banyak kasus lansia terlantar atau depresi di rumahnya sendiri, ada yang sakit – sakitan. Bahkan banyak yang ditelantarkan oleh keluarga karena kesibukannya. Sehingga dengan adanya sekolah lansia kita berikan media fasilitasi mereka jadi semangat lagi,” katanya.

Sukadiasi menyebut, dalam sekolah lansia ini kurikulum yang diberikan berbeda dengan sekolah formal. Para lansia ini akan diberikan pembelajaran selama enam bulan dengan 12 kali pertemuan. Setiap pertemuannya, para lansia ini akan diberikan pembelajaran selama 2 jam. Pembelajaran pun tidak akan dilakukan satu tempat saja, lokasinya akan dipilih sesuai dengan kenyamanan dari lansia.

- Advertisement -

“Kurikulumnya yang berdasarkan 7 dimensi lansia Tangguh. Meliputi dimensi fisik, lingkungan. Kurikulum dibentuk berdasarkan kebutuhan siswa utamanya lansia, itu bedanya. Ini kan pendidikan non formal sepanjang hayat, selama masih bernafas dan belajar terus,” kata dia.

Ditempat yang sama, Perbekel Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, A. Asyhgor Ali mengatakan, pihaknya telah menggagas program tersebut sejak dulu. Bahkan melalui dana APBdes, desa setempat telah membuat program-program bagi para lansia. Seperti halnya, senam lansia, Posyandu lansia sudah berjalan dengan baik. Program tersebut telah dilaksanakan  setiap seminggu sekali.

“Untuk materi saya susun mudah-mudahan bisa terlaksana. Kita berharap lansia merasa memiliki, merasakan kemerdekaan di dalam kehidupan. Sehingga dia bisa ini, mengerti ini, tahu ini, dan sebagainya. Suatu ketika dalam penataan siapa dan kemana kita harus cari instrukturnya itu atau tutornya sesuai dengan kondisi wilayah,” kata dia. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Buleleng, I Nyoman Riang Pustaka mengatakan, tahap awal program sekolah lansia ini ditargetkan bisa menyasar 5 desa. Saat ini, beberapa desa yakni, Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt dan Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula sudah menyatakan komitmen untuk pengembangan sekolah lansia.

“Kalau target pelan kita pelan – pelan dulu, karena harus seluruhnya selesai. Disamping itu kita harus juga mengikuti APBDes,” kata dia.(*)

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts