Singaraja, koranbuleleng.com | Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Seririt sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari, 16 Februari 2025, menyebabkan banjir dan longsor. Puluhan rumah di Banjar Dinas Karangsari, Kelurahan Seririt, terendam banjir, sementara beberapa senderan rumah di Desa Patemon ambrol, menimpa rumah di bawahnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Buleleng, Ketut Yudistira, mengungkapkan bahwa banjir melanda 47 kepala keluarga (KK) di Banjar Dinas Karangsari. Dari jumlah itu, lima KK mengalami dampak paling parah dengan ketinggian air mencapai setengah meter.
![](https://koranbuleleng.com/wp-content/uploads/2021/11/leaderboard-asli.png)
“Ketinggian air, khususnya di 5 KK yang mengalami dampak paling parah ini mencapai 50 centimeter,” ujarnya, Minggu, 16 Februari 2025.
Hujan yang terus mengguyur sejak pukul 22.00 WITA hingga 03.00 WITA juga memicu longsor di Desa Patemon. Dari laporan yang diterima BPBD Buleleng, lima rumah warga terdampak akibat senderan yang roboh.
“Sementara kami sudah mendatangi dua rumah yang terdampak. Sedangkan tiga rumah terdampak lainnya, besok akan kami datangi,” kata Yudistira.
Salah satu senderan yang longsor adalah milik Ketut Widiasa. Material longsoran menimpa rumah Putu Aria Saputra yang berada tepat di bawahnya.
![](https://koranbuleleng.com/wp-content/uploads/2021/11/leaderboard-asli.png)
“Tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini. Sedangkan kerugian materil sedang kami hitung. Selain di dua lokasi tersebut, kami juga menerima laporan dampak bencana di Desa Mayong. Ada satu lokasi yang terdampak dan saat ini kami sedang ke lokasi,” tambahnya.
Selain itu, senderan rumah milik PT Arya Saputra di Banjar Dinas Sibang, Desa Patemon, juga jebol dengan ketinggian 10 meter dan panjang 12 meter. Longsoran material menimpa rumah di bawahnya, menyebabkan satu kamar tidur dan satu kamar mandi tertimbun.
Menurut pemilik rumah, kejadian ini diperkirakan terjadi sekitar pukul 02.00 WITA.
“Tidak terjadi korban jiwa. Sedangkan kerugian diperkirakan sekitar Rp30 juta,” ujarnya.
Di Dusun Pemaroan, Desa Patemon, senderan rumah milik Made Selamat juga longsor. Ketinggian jebolan sekitar tujuh meter dengan panjang 12 meter, dan longsoran menimpa rumah di bawahnya.
Sementara itu, Lurah Seririt, I Gusti Putu Sugiro, menyebut bahwa titik banjir paling parah berada di ruas Jalan Ngurah Rai.
“Namun itu di beberapa titik saja. Sisanya ketinggian air berkisar 30 hingga 50 sentimeter. Yang paling parah titik banjirnya di ruas Jalan Ngurah Rai. Karena lokasinya lebih rendah dari sungai di sekitar,” ucapnya. (*)
Pewarta : Kadek Yoga Sariada|