Singaraja, koranbuleleng.com | Gunung Sanghyang di Bali merupakan surga bagi para pendaki. Beberapa puncaknya menawarkan panorama eksotis dengan rute yang memanjakan mata. Namun, di balik keindahan tersebut, aura magis kerap menyelimuti pendakian. Banyak pendaki mengaku merasakan energi magis saat berada di puncaknya.
Pada Sabtu, 23 November 2024, kami berkumpul di Kantor Camat Sukasada, Buleleng. Bersama Camat Sukasada, I Gusti Ngurah Suradnya, serta seorang stafnya, kami menuju Desa Gesing. Di sana, Sekdes Desa Panji, Komang Nastika, sudah menunggu bersama seorang pemandu lokal.

Pendakian dimulai dari Pura Penataran Gunung Sanghyang. Seperti tradisi, sebelum mendaki, kami menghaturkan canang sari memohon keselamatan. Sayangnya, area pura tampak kurang terawat dengan banyaknya sampah plastik berserakan.
Menurut pemandu, perjalanan menuju puncak memakan waktu sekitar 2,5 hingga 3 jam. Jalurnya cukup landai di awal, dengan tanah padat dan akar pohon yang menambah tantangan. Gunung ini memiliki ketinggian 2.087 mdpl dan dikelilingi vegetasi yang masih sangat asri. Sepanjang perjalanan, kami melewati hutan lebat dengan flora khas seperti pohon Majegau (Epicharis densiflora), Kayu Putih (Melaleuca leucadendra), dan Cemara (Casuarina spp.).
Gunung Sanghyang diapit oleh Gunung Batukaru di selatan, Gunung Lesung di utara, dan Gunung Pohen di timur. Hal ini membuat jalur pendakian sering dijadikan rute tek-tok menuju Gunung Lesung. Selama perjalanan, deru angin begitu kencang, membuat suhu semakin dingin. Sekitar 400 meter sebelum puncak, saya harus mengenakan jaket untuk menghindari hipotermia.
Tantangan dan Keindahan di Puncak Gunung Sanghyang
Mendekati puncak, jalur semakin curam dan licin akibat hujan sehari sebelumnya. Beberapa titik pendakian cukup ekstrem, tetapi tali permanen telah dipasang untuk membantu pendaki. “Harus hati-hati, saya hanya pakai sandal, sedangkan jalurnya licin,” ujar Nastika.

Kami tiba di puncak pertama dengan ketinggian 2.074 mdpl. Di sini, kami beristirahat cukup lama sambil bersembahyang. Camat Sukasada memimpin persembahyangan sebelum kami melanjutkan perjalanan ke puncak utama yang berjarak 15 menit.




Puncak Gunung Sanghyang (2.087 mdpl) menyuguhkan panorama luar biasa. Gunung-gunung di sekelilingnya tampak samar di balik kabut, sementara Danau Tamblingan terlihat sesekali. Namun, tiba-tiba angin bertiup semakin kencang, terdengar seperti derap ribuan pasukan berkuda. Saya sempat mengira itu hujan, tetapi langit cerah tanpa tetesan air.
Tapi tak lama kemudian, cuaca berubah drastis. Awan gelap menggulung, dan tiba-tiba hujan deras pun turun. Kami segera turun ke puncak 2.074 mdpl untuk berteduh di sebuah gubuk yang didirikan oleh seorang spiritualis. Di sana, kami bergabung dengan beberapa pendaki remaja, menyalakan api unggun, dan menikmati kopi hangat.

Hujan tak kunjung reda, dan kami memutuskan untuk turun meski jalur semakin licin. Jas hujan saya bahkan robek tersangkut dahan saat tergelincir. Dalam perjalanan, kami menemukan seorang remaja yang mengalami kram kaki dan ditinggalkan teman-temannya. “Usapkan minyak ini ke kaki biar hangat, luruskan pelan-pelan,” ujar Camat Suradnya, sambil membantu remaja itu berdiri. Kami akhirnya turun bersama hingga bertemu kembali dengan kelompoknya.
Tips Aman Mendaki Gunung Sanghyang
Mendaki gunung bukan sekadar petualangan, tetapi juga tentang kesiapan dan keselamatan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mendaki Gunung Sanghyang:
- Persiapan Fisik dan Mental
Pastikan tubuh dalam kondisi prima. Latihan fisik seperti jogging atau hiking ringan dapat membantu meningkatkan stamina. - Perbekalan yang Cukup
Bawa makanan bernutrisi dan air yang cukup. Perjalanan bisa memakan waktu 5-6 jam, jadi pastikan bekal cukup untuk menjaga energi. - Peralatan Pendakian yang Tepat
Gunakan sepatu gunung, pakaian hangat, jas hujan, senter, serta perlengkapan lain seperti sleeping bag jika berencana bermalam. - Cek Perkiraan Cuaca
Hindari mendaki saat musim hujan karena jalur bisa menjadi licin dan berbahaya.
Akhirnya, kami tiba kembali di Pura Penataran Gunung Sanghyang dengan selamat. Pada pukul 16.00 WITA, kami sudah kembali ke rumah masing-masing, membawa pengalaman tak terlupakan dari pendakian ini. (***)
Pewarta : I Putu Nova Ania Putra
Catatan : Redaksi menerima tulisan dari masyarakat umum tentang cerita perjalanan yang bisa memberikan inspirasi dan pengalaman serta edukasi bagi orang lain.