Nusa Dua, koranbuleleng.com | Warung Makan Bu Oki, di jalan Siligita, Nusa Dua, Kabupaten Badung, terlihat ramai oleh pengunjungnya, Jumat 2 Mei 2025 malam. Di seberang warung tersebut, berdiri hotel megah, Hotel Santika. Di hotel itulah Timnas Panjat Tebing Indonesia bermarkas untuk menghadapi kejuaraan dunia IFSC Bali.
Dari depan warung Bu Oki tersebut, Luh Sutarjani, sempat melakukan panggilan video melalui ponsel dengan anak perempuannya, Kadek Adi Asih. Dia atlet panjat tebing asal Buleleng yang kini mulai menjajal dinding tebing kejuaraan IFSC.

Sutarjani bersama suaminya, Komang Redi Astrawan sudah lama tak bertemu sang putri, karena harus menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Bekasi, Jawa Barat.
Awalnya, Sutarjani tidak mengetahui bahwa Adi Asih bersama tim nasional FPTI menginap di Hotel Santika.
Beruntung, usai makan di warung Bu Oki tersebut, Sutarjani di telepon langsung oleh Adi Asih. Saat panggilan berlangsung, Adi Asih sendiri mengaku menginap di hotel tersebut.

Akhirnya, Adi Asih turun dari hotel dan menyeberang menuju Warung Bu Oki itu. Peluk cium sang ayah lebih awal menyambut Adi Asih di pinggir jalan itu, barulah setelahnya Sutarjani menyambutnya dengan keceriaan yang sama. Mereka baru bertemu sejak beberapa bulan lamanya sejak Adi Asih mengenyam pelatihan di Bekasi.

“Mungkin naluri ya, sabgat kangen tidak sengaja bertemu di depan hotel. Tadi kuat sekali ingin menelepon dia, ternyata menginap di hotel depan saya ini,” ujar Sutarjani dengan gembira.
Nama Kadek Adi Asih, atlet panjat tebing asal Desa Gitgit ini meramaikan daftar pemain dunia di International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali, 2 – 4 Mei 2025.
Adi Asih berlaga di nomor Speed, mewakili Indonesia. Dia sudah masuk Pelatnas FPTI sejak Februari 2025. Dia generasi baru, setelah seniornya di FPTI Buleleng, Desak Rita Kusuma Dewi yang lebih dulu menjajal dinding kejuaraan dunia.
Ini pengalaman perdana bagi Adi Asih berlaga dalam kejuaraan dunia yang diikuti sekitar 30 negara dari seluruh dunia.

Sebelumnya, dia pernah mengikuti kejuaraan panjat tebing tingkat Asia pada Asian Youth Cup di Singapura medio 2023 lalu. Kala itu, dia sukses naik podium di peringkat ketiga nomor Speed WR Youth.
Sutarjani bercerita, tekad sang putri menapak kejuaraan dunia penuh cerita haru. Dia sudah memulai mengikuti kejuaraan sejak sekolah dasar, di Pekan Olahraga Pelajar (Porjar) Bali beberapa tahun silam.
“Kala itu, dia pernah meminjam sepatu untuk bertanding, namun satu hari menjelang pertandingan sepatu yang dipinjam, malah diambil lagi oleh pemiliknya.” kenang Sutarjani.
Dari situasi itu, Adi Asih merasa jengah. Dia terus menabung agar bisa membeli sepatu. Diapun sering ikut sang ayah yang bekerja sebagai buruh petik cengkeh. Dari hasil ikut memetik cengkeh, dia kumpulkan uang untuk membeli sepatu.
“Makanya sekarang saya bilang sama Kadek, kalau ada yang mau pinjam sepatu, saya suruh agar kasi saja,” terang Sutarjani.
Dari tekad yang kuat itu, atlet dengan paras jelita ini terus mengikuti berbagai kejuaraan. Prestasi demi prestasi terus diraih. Jika sekelas Porprov Bali, dia sudah menjajal pengalaman itu. Bahkan di Porprov Bali tahun 2022, dia sukses meraih empat medali emas dan berhak atas bonus sebesar Rp121 juta dari Pemkab Buleleng.
Asih juga sudah berpengalaman tanding di PON Aceh Sumut tahun lalu.
Asih mengaku selama Pelatnas, dia mendapatkan banyak ilmu dan kawan baru. Pengalaman di Pelatnas menjadi modal baginya untuk terus memacu diri untuk meraih prestasi.
Dia berencana kuliah di Fakultas Olahraga dan Kesehatab (FOK), Undiksha Singaraja. “Walaupun saya sebenarnya bercita-cita ingin menjadi Polwan,” ujar Asih.
Di kejuaraan dunia ini, Asih ingin mencatatkan waktu terbaik. “Targetnya, saya berharap bisa ikut Olimpiade Los Angeles,” terang dia.
Olimpiade musim panas di Los Angeles tahun 2028 menjadi dambaan bagi Adi Asih. Makanya dia berusaha fokus mengejar mimpinya.
Asih juga sering diskusi dengan Desak Rita, untuk berbagai hal tentang kejuaraan panjat tebing, termasuk diskusi tentang peraturan setiap kejuaraan.
Menghadapi IFSC World Cup 2025 ini, persiapan juga sangat ketat. Dia mengaku digembleng dengan sangat disiplin, mengikuti ritme latihan yang ketat. Fisik dan mental digemblemg oleh para pelatih yang mumpuni.
“Soal mental, sangat dididik keras. Saya harus terbiasa menghadapi kejuaraan dunia. Apalagi sekarang kan baru pertama kali,” ujarnya.
Gadis yang hobi memasak ini berharap semua pihak bisa ikut mendoakan dirinya bersama Timnas Indonesia.
Asih berlaga mengharumkan NKRI bersama 31 atlet panjat tebing Indonesia. Mereka menjadi kebanggaan, bahwa Adi Asih dan Desak Rita adalah patriot Buleleng yang tergabung dalam Timnas.
Ketua Umum KONI Buleleng, I Ketut Wiratmaja bersama Ketua FPTI Kabupaten Buleleng, Wahjoedi juga terus mendorong agar Adi Asih mengasah pengalamannya dan memanfaatkan waktu serta kesempatan dengan baik.
“Besok harus main dengan semangat, tak perlu gentar,” kata Wahjoedi memberi semangat untuk Asih.
Wiratmaja juga sama, meminta agar Adi Asih terus memanjatkan doa untuk kesuksesan di IFSC World Cup 2025 dan memohon restu orangtua. (*)
Pewarta : I Putu Nova Anita Putra