Atasi Kendala Calistung, Pemkab Buleleng Bangun Kelas Inklusi Berbasis Gugus

Singaraja, koranbuleleng.com | Pemerintah Kabupaten Buleleng segera membentuk kelas inklusi bagi siswa SMP yang mengalami disabilitas intelektual. Program ini akan diterapkan menggunakan sistem gugus yang mencakup tiga wilayah utama di Buleleng: timur, tengah, dan barat.

Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata, menjelaskan bahwa proses pemetaan masih berlangsung. Pemetaan ini bertujuan untuk menentukan sekolah mana yang layak menjadi pusat kelas inklusi, dengan mempertimbangkan ketersediaan sarana prasarana serta kedekatan lokasi dengan domisili siswa.

- Advertisement -

Pembentukan kelas inklusi ini didasari hasil tes kecerdasan terhadap 375 siswa SMP yang belum menguasai kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Dari jumlah tersebut, sekitar 85 persen teridentifikasi mengalami disabilitas intelektual.

Siswa akan mendapatkan layanan pendampingan belajar di sekolah tertentu pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Pendekatan sistem gugus dipilih untuk mengatasi keterbatasan akses, mengingat dua Sekolah Luar Biasa (SLB) di Buleleng hanya berada di wilayah kota Singaraja.

“Jadi di waktu-waktu tertentu siswa datang ke sekolah yang sudah ditunjuk, untuk mendapatkan layanan pendampingan calistung,” ujar Surya Bharata.

Rencana penerapan kelas inklusi akan dikomunikasikan lebih dulu kepada para orangtua siswa. Mereka akan menerima penjelasan disertai hasil tes psikologis sebagai dasar penempatan anak ke dalam kelas tersebut.

- Advertisement -

Tantangan lainnya adalah keterbatasan jumlah Guru Pendamping Khusus (GPK). Saat ini, Buleleng hanya memiliki enam orang GPK: dua di jenjang TK, dua di SD, dan dua di SMP. Untuk mendukung sistem gugus, enam GPK ini akan dikirim langsung ke wilayah yang ditentukan dan dijadikan pionir serta agen pengimbasan.

“Jadi dengan sistem gugus ini, enam GPK yang kami punya akan dikirim ke gugus itu. Kami akan jadikan enam GPK ini sebagai pionir dan pengimbasan. Sembari menunggu penambahan GPK dari Kementerian, karena pelatihan GPK itu hanya dilakukan oleh Kementerian secara daring,” jelasnya.

Guna mendukung kehadiran siswa dalam kelas inklusi, Pemkab Buleleng juga menyiapkan bantuan transportasi antar-jemput yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). (*)

Pewarta : Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts