Singaraja, koranbuleleng.com | Suasana suci menyelimuti Merajan Sri Nararya Kresna Kepakisan, Desa Banyuseri, Kecamatan Banjar, saat pelaksanaan tari sakral Rejang Lilit pada rahina Purnama Kedasa. Pementasan ini menjadi bagian penting dari rangkaian upacara keagamaan menjelang Hari Raya Galungan, simbol kemenangan dharma melawan adharma.
Tari Rejang Lilit bukan sekadar pertunjukan seni, namun merupakan wujud bhakti dan persembahan suci kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam balutan kamen, kebaya putih, dan selendang warna-warni, para penari yang terdiri dari gadis remaja hingga ibu-ibu desa tampil anggun membawa pesan keharmonisan semesta.

Prosesi dimulai sore hari dengan persembahyangan yang dipuput oleh pemangku dan serati banten. Usai doa, para penari bergerak melingkar dalam irama gambelan seka gong Desa Banyuseri. Gerakan mereka sederhana, namun sarat makna spiritual—melambangkan keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Salah satu tetua Dadya Merajan Sri Nararya Kresna Kepakisan, Made Merta, menyampaikan bahwa tarian ini wajib dipentaskan pada setiap odalan besar di pura-pura desa. “Tari sakral Rejang Lilit ini wajib ditarikan pada saat odalan besar di Pura Desa, Pura Dalem serta semua pura yang ada di Desa Banyuseri, ataupun odalan besar di merajan-merajan yang ada di Desa Banyuseri. Hal ini sebagai bentuk pelestarian dari tari sakral Rejang Lilit,” ujarnya.
Odalan besar di Merajan Sri Nararya Kresna Kepakisan dipusatkan pada Purnama Kedasa karena dipercaya memiliki energi spiritual tinggi. Momentum ini diyakini tepat untuk memohon keselamatan, penyucian jagat, serta kesejahteraan seluruh warga desa.
Keterlibatan generasi muda dalam tari Rejang Lilit menjadi sorotan positif. Semangat gotong royong dan regenerasi budaya tampak nyata. Setiap anggota keluarga ikut serta dalam persiapan upacara—mulai dari menyiapkan banten hingga mendampingi penari.

Rangkaian acara berlangsung hingga dini hari pukul 02.00 WITA, ditutup dengan persembahyangan bersama. Harapan pun mengalir, agar Desa Banyuseri senantiasa diberkahi kedamaian dan keselamatan dalam menyambut Hari Raya Galungan. (*)
Kontributor : Kadek Rama Diyani
Catatan : Berita ini ditayangkan untuk melengkapi tugas mata kuliah di IAHN Negeri Mpu Kuturan, Singaraja. Tulisan ini telah melalui seleksi dan tahapan editing agar sesuai dengan kaidah jurnalistik. Kami terbuka menerima tulisan hasil reportase dari mahasiswa dan harus mengikuti ketentuan/kebijakan redaksi kami.