Tari Ngider Gita, Sakralnya Persembahan dalam Upacara Rsi Bojana di Desa Kedis

Singaraja, koranbuleleng.com | Masyarakat Desa Adat Kedis, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, kembali menghidupkan tradisi sakral yang menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka. Dalam rangkaian upacara Ngusaba Agung yang digelar setiap tiga tahun, dipentaskan Tari Ngider Gita, sebuah tarian persembahan sakral dalam upacara Rsi Bojana.

Tari Ngider Gita bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi merupakan persembahan suci yang disakralkan. Tarian ini dipentaskan secara khusus dalam prosesi Rsi Bojana, yaitu ritual penyuguhan hidangan suci kepada para pemangku dan pecalang desa adat yang telah menyelesaikan seluruh rangkaian upacara Ngusaba Agung.

- Advertisement -

Yang membuatnya unik, hanya delapan remaja laki-laki terpilih yang diperbolehkan membawakan tarian ini. Mereka sebelumnya wajib menarikan Tari Rejang Keraman, tarian remaja sebagai bentuk penyucian diri dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ini menunjukkan bahwa Tari Ngider Gita hanya dibawakan oleh mereka yang telah melewati proses spiritual awal.

Menurut Jro Mangku Ketut Sumarta, Tari Ngider Gita adalah persembahan yang memiliki nilai religius tinggi dan menjadi bagian wajib dalam upacara Rsi Bojana di Desa Kedis. Ia menambahkan, hanya remaja putra yang telah selesai menarikan Rejang Keraman yang diperbolehkan menari Ngider Gita karena mereka dianggap telah melewati tahap penyucian sekala dan niskala.

Keberlangsungan tarian ini menjadi simbol kuat komitmen masyarakat Desa Kedis dalam merawat warisan budaya leluhur. Tidak hanya sebagai media spiritual, Tari Ngider Gita juga menjadi sarana edukasi budaya dan regenerasi nilai-nilai Hindu Bali di kalangan generasi muda.

Dengan terus dipentaskannya Tari Ngider Gita, Desa Kedis menunjukkan bahwa kearifan lokal dan nilai-nilai tradisional masih kokoh di tengah modernisasi, sekaligus menegaskan posisi budaya sebagai fondasi spiritual masyarakat. (*)

- Advertisement -

Kontributor : Komang Juli Praharsini

Catatan : Berita ini ditayangkan untuk melengkapi tugas mata kuliah di IAHN Negeri Mpu Kuturan, Singaraja. Tulisan ini telah melalui seleksi dan tahapan editing agar sesuai dengan kaidah jurnalistik. Kami terbuka menerima tulisan hasil reportase dari mahasiswa dan harus mengikuti ketentuan/kebijakan redaksi kami.

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts