Singaraja | Puluhan wisatawan asing di kawasan wisata Lovina sangat peduli dengan pelestarian alam laut terutama terumbu karang. Untuk menjaga keindahan terumbu karang di kawasan ini, puluhan wisatawan asing ikut melakukan aksi pemungutan sampah secara massal di sejumlah area kawasan wisata Lovina dan di tengah lautan.
Sejumlah diver menyelam ke dasar laut terutama di spot-spot terumbu karang untuk membersihkan sampah yang menganggu pertumbuhan habitat terumbu karang. Kelompok diver dari Spice Dive, Desa Kaliasem, yang selama ini cukup peduli terhadap pelestarian alam laut dan terumbu karang melakukan penyelaman cukup lama untuk membersihkan sampah dari terumbu karang.
Salah satu penyelam, Emanuel menyatakan terumbu karang di Lovina sebenarnya cukup bagus dan sangat eksotik. Namun, beberapa bulan terakhir terumbu karang di kawasan ini terganggu karena kiriman sampah yang disebabkan banjir dari hulu sungai.
Pembersihan di dasar laut memakan waktu hingga satu jam lebih. Sampah yang didapat juga cukup banyak.
“Terumbu karang banyak tertutup sampah dan lumpur. Ini karena banjir beberapa waktu lalu sejak Januari lalu. Jika tidak dibersihkan maka ini akan menganggu tumbuhnya terumbu karang, bisa rusak dan untuk mengembalikan sangatlah sulit,” ujar Emanuel.
Sampah terbanyak yang menutupi terumbu karang yakni sampah plastik. Sampah-sampah plastic ini menutupi sejumlah terumbu karang sehingga berdampak buruk bagi ikan hias.
Aksi Peduli juga diikuti oleh siswa dan warga di Desa Kaliasem serta warga di sekitar kawasan wisata Lovina.
Wisatawan mengikuti aksi pembersihan wilayah pantai ini juga cukup tertarik mengikutinya. Tandiela, wisatawan asing asal Switzerland mengaku masyarakat sekitar harus lebih peduli lagi terhadap kondisi lingkungan. Dengan cara ini, kata Tandiela akan mampu menjaga kelestarian lingkungan dan suasana pariwisata akan semakin membaik di Lovina.
“Jika seluruh masyarakat dan wisatawan seperti ini, sungguh cukup bagus kedepannya. Kita sama-sama menjaga lingkungan yang baik,” ujarnya. Kata Dia, kondisi lingkungan yang tidak baik bisa menurunkan kunjungan wisatawan karena mereka merasa terganggu dengan lingkungan yang tidak bersih.
Pencetus ide Gerakan Peduli Sampah di Desa Kaliasem, Nyoman Ari Astawa, dalam sekapur sirihnya mengungkapkan gerakan peduli sampah ini diadakan untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2016. Selain itu gerakan ini untuk mendukung program Buleleng Bebas Sampah Plastik. “Kami ajak seluruh unsur masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini, mulai dari siswa-siswi SD sampai para wisatawan mancanegara,” ungkap Ari Astawa.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yangikut dalam aksi ini mengungkapkanSampah-sampah ini bisa berasal dari masyarakat yang membuang secara sembarangan, , kiriman dari hulu melalui sungai, dan juga angin barat yang dibawa menuju kawasan pantai. “Saya berharap di samping peran aktif pemerintah, kita juga terus mengedukasi masyarakat tentang pemilahan sampah dan pengumpulan sampah,” ungkapnya.|PW|