Singaraja, koranbuleleng.com | Proses pembangunan jalan baru batas kota Singaraja-Mengwitani di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng sudah mencapai 97, 8 persen. Saat ini para pekerja sedang menyelesaikan pengaspalan tahap akhir dan selanjutnya pembuatan marka jalan di beberapa titik shortcut titik 5 dan 6. Sementara itu khusus untuk pembangunan jembatan, progresnya sudah mencapai 99, 8 persen.
Pertengahan desember, rencananya akan ada ritual pemlaspasan untuk seluruh bagian pembangunan di titik 5 dan 6 supaya bisa dilintasi. Karena sudah bisa dipastikan secara keseluruhan akan rampung sesuai dengan kontrak pada tanggal 31 Desember 2019 mendatang.Selama ini, pengaspalan memang terkendala cuaca yang tidak menentu. Apalagi saat ini, sedang memasuki musim penghujan.
Seperti diketahui pembangunan infrastrutur jalan yang popular disebut shortcut titik 5 dan 6 ini dimulai sejak November 2018 lalu, dan akan berakhir pada Desember 2019.Pengerjaannya dilakukan oleh PT Adhi Cipta dengan konsep Kerja Sama Operasi (KSO), senilai Rp 140 miliar.
Kepala Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ruas jalan Tabanan-Mengwitani-Singaraja, Ketut Payun Astapa saat ditemui pada hari rabu 4 Desember 2019, menjelaskan kendala yang ditemui hanya pada saat pengaspalan saja karena sudah mulai turun hujan jadi proses pengaspalan sempat tertunda.
Ketut Payun menjelaskan, untuk proses pengerjaan pengaspalan harus dikerjakan sesuai dengan prosedur tentang ketebalan aspal. Menurutnya ada tiga tahap s yang harus dilakukan, tahap pertama dengan lapisan pertama 8 cm ac bc, lapis keda 6 cm ac bc yang ketiga lapis permukaan yaitu 4 c.
Dan yang terpenting, kata Payun, tidak boleh terkena air karena apabila terkena air maka jalan yang diaspal tersebut akan bergelombang.
“Kalau pengaaspalan tidak boleh saat hujan, dan kalau hujan kita akan berhenti, kami fokus supaya bagus pekerjaan kami” jelasnya.
“Kita lagi proses pengaspalan tahap akhir, karena menurut ketentuan kalau turyn hujan proses pengaspalan tidak bisa dilaksanakan, oleh karena itu kita lakukan yang terbaik supaya hasilnya maksimal. “
Lebih lanjut Payun Astapa menjelaskan pihaknya akan menyelesaikan pada akhir Desember 2019 sesuai dengan tanggal yang disepekati oleh pemerintah.
“Setelah ini kita lakukan finising yaitu pengisian marka jalan, dan pemasangan lampu-lampu sehingga pada Bulan Desember kita sudah rampung semua”ujarnya.
Selain kendala curah hujan, pekerjaan yang sempat menyita banyak waktu adalah penggalian bukit di titik 6, karena dilokasi itu bukitnya berbatu. Kontraktor sempat menggali sebanyak 5000 meterkubik batu dari area itu.
Hingga penanaman rumput juga menggunakan metode hydroseeding, dimana sisi tebing berbatu dicampur dengan serabut kelapa dengan tanah liat. Campuran tersebut kemudian ditaburi bibit rumput.
“Berkat semangat dari rekan-rekan, pekerjaan itu sudah selesai. Sekarang tinggal pengaspalan lapis terakhir dan pembuatan marka jalan,” tandas Payun.
Sebelumnya ada rencana untuk membangun point of view rest area. Payun Astapa mengatakan hal itu akan dikaji dan dikoordinasikan ke pusat sehingga tahun depan bisa direalisasikan di zona 4.
“Menurut arahan bapak menteri kita akan kaji di tahun ini sehingga tahun depan bisa terrealisasikan” tutupnya. |ET|