Singaraja, koranbuleleng.com | Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap gerakan Sidatapa English Corner yang kini mewabah ke sejumlah desa di Buleleng. SEC ini menjadi bibit bagi English Corner yang lahir di 36 cabang di 25 desa di Buleleng. Jumlah pesertanya mencapai 1500 orang.
Bupati siap membantu agar English Corner ini bisa dibuka di sleuruh desa di Buleleng. BAginya, gerakan SEC ini sangat mengedukasi masyarakat pedesaan agar mau belajar berbahasa asing. Bukan hanya itu, gerakan ini juga memupuk generasi muda untuk cinta lingkungan.
Bupati Agus Suradnyana menjelaskan, dengan adanya program english corner ini dapat memberikan manfaat pada bidang pariwisata di desa. Menurutnya, selama ini banyak wisatawan yang datang ke Kabupaten Buleleng sengaja mau berkunjung ke desa-desa untuk melihat berbagai kegiatan masyarakat yang ada di desa.
Dengan adanya program english corner ini masyarakat dapat berinteraksi secara langsung dengan para wisatawan.
“Para wisatawan ini datang ke desa bukan hanya mengajarkan bahasa inggris, tapi juga edukasi pelestarian lingkungan. Kedatangan wisatawan ini juga guna mempelajari budaya, gamelan, menari bali dan menganyam menggunakan bambu,” ujar Agus Suradnyana.
Pemkab Buleleng, kata Agus siap bersinergi untuk mengembangkan program english corner ke masing-masing desa di Buleleng. Â
“Ini bagus untuk edukasi pada masyarakat kita. Gerakan ini
akan terus kita dorong. Proud, saya
bangga betul dengan aksi mereka terhadap plestarian lingkungan, menanam pohon
dan upaya mengurangi sampah plastik,” ungkap Bupati asal Banyuatis ini.
Sementara itu, salah satu perintis gerakan Sidatapa English Corner Wayan
Ariawan, mengatakan program english corner ini sudah mulai masuk di sejumlah
desa di Kabupaten Buleleng. Tercatat sudah terbentuk 36 corner di Buleleng.
Menurut Ariawan, semangat mendidik Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil
berbahasa Inggris sejak dini serta peduli terhadap lingkungan menjadi fokus
utamanya. Dirinya pun, mengatakan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris, baru tahap dasar saja.
Para founder pun mengajarkan Bahasa Inggris yang
kontekstual, belum sesuai aturan grammar Bahasa Inggris. “Anak-anak sangat
senang berinterkasi dengan wisatawan,” ungkapnya.
Ariawan pun berharap, dengan gerakan English Corner ini pembelajaran bahasa Inggris
yang diterapkan sejak usia dini bisa memberikan edukasi bagi anak-anak agar
bisa berinteraksi dengan wisatawan asing.
“Paling tidak anak-anak yang ada di Buleleng sudah mengenal bahasa Inggris, bisa bercakap denan baik,” pungkas Ariawan. |NP|