Singaraja | Harga cabe kembali meroket. Setelah sebelumnya terjadi kenaikan harga cabe kecil hingga Rp.60.000/kg, kini harga cabe kecil sudah menginjak angka Rp. 65.000/Kg, Sementara harga cabe besar merah mencapai Rp.60.000/kg. Kenaikan yang kedua kali ini terjadi dalam kurun enam hari.
Kenaikan harga cabe yang terus meroket ini dipastikan karena pasokan di pasaran masih langka. Sejumlah petani cabe di Bali mengalami gagal panen akibat cuaca yang tidak menentu, sementara pasokan cabe dari Pulau Jawa juga masih langka.
Luh Kerti, Pedagang cabe di Pasar Anyar, Singaraja mengungkapk kenaikan harga cabe ini membuat transaksi lesu. “Tidak banyak yang beli cabe, jikapun ada belinya juga sedikit,” ucap Kerti, Senin (14/3) tadi pagi.
Sepinya pembeli ini juga berdampak pada perpuatan stok cabe mereka. Karena tidak banyak yang membeli, justru stok cabe menjadi banyak yang busuk.
Mahalnya harga cabe ini juga dikeluhkan oleh konsumen, terutama ibu-ibu rumah tangga. Mereka mengaku lebih sedikit melakukan pembelian. “Yang penting cukup untuk dua hari saja dulu,” ujar Ketut Moli yang juga seorang pebisnis catering. Namun pebisnis seperti Ketut Moli juga terpaksa menaikkan harga cateringnya khususnya harga Nasi Kotak.
Di sisi lain, Kepala BIdang Produksi Hortikultura , Dinas Pertanian dan Peternakan buleleng, Gede Subudi mengungkapkan kenaikan harga cabe di sejumlah pasar tradisonal karena keterlambatan masa tanam dari pihak petani.
Data dari Distanak Buleleng potensi luas tanam Cabe di buleleng mencapai 1.114 hektar namun hanya mampu mencapai produksi panen seluas 5 hektar.
“Ini dikarenakan keterlambatan tanam para petani di Buleleng seperti Gerokgak karena musim kemarau panjang yang melanda Buleleng akhir tahun 2015 lalu,” ujar Subudi. |PW|