Singaraja, koranbuleleng.com | Ni Komang Sudarmini, salah satu Pekerja Migran Indonesia asal Kelurahan Banyuning, memilih langsung menuju ruang isolasi yang disediakan oleh Pemerintah Kecamatan Buleleng, di SDN 1 Banjar Jawa, Singaraja. Hatinya sebenarnya sedih, datang dari luar negeri harus langsung menuju ruang isolasi, namun demi kesehatan dan mencegah wabah COVID 19, Sudarmini mengaku harus siap untuk itu.
Sudarmini menginjakkan kaki di kota kelahirannya, Minggu 12 April 2020. Sebelum dipulangkan oleh sebuah perusahaan kapal pesiar, Carnival Chose Fun, mengaku telah dikarantina di dalam kapal ditengah laut selama lebih dari 14 hari. Sesampainya di Bandara Ngurah Rai, Badung, dia juga menjalani rapid test dan hasilnya, Negatif.
“Sebenarnya sedih juga harus langsung datang ke sini, tetapi demi kebaikan bersama, saya memilih langsung ke rumah karantina ini, untuk menjaga kesehatan semua pihak. Semoga kita sehat selalu,” ucapnya saat ditemui di ruang karantina di SDN 1 Banjar Jawa, Senin 13 April 2020.
Sudarmi baru menjalani karantina selama satu malam sejak kedatangannya. Tim dari Puskesmas Buleleng 1 sudah memeriksa dokumen dan riwayat perjalanan serta mewawancarainya. Sudarmini memang sudah berbekal surat keterangan sehat dari perusahaan, dan kartu kewaspadaan kesehatan.
Di SDN 1 Banjar Jawa, pemerintah menyediakan dua ruangan sebagai ruang karantina. Saturuangan untk PMI laki-laki, dan satu ruangan untuk PMI perempuan. Per 13 April 2020, terdapat 8 orang PMI yang telah melakukan isolasi di SDN 1 Banjar Jawa.
Di rumah karantina ini, juga ada sejumlah petugas dari Pemerintah Kecamatan yang melakukan pemantauan. Disisi lain, sejumlah petugas medis juga bergiliran memeriksa kondisi dari PMI yang menjalani karantina.
Pemerintah menyediakan sejumlah fasilitas mulai dari tempat tidur, kipas angin serta makan dan minum bagi yang menjalani isolasi.
Sesuai instruksi yang tertuang dalam Surat Edaran Bupati Buleleng Nomor 140/266/SE/DPMD/2020 yang terbit pada tanggal 10 April 2020 itu, tempat isolasi bisa menggunakan gedung sekolah, hotel atau villa yang bisa disewa, dan gedung Pemerintah Desa. PMI yang baru datang langsung ditempatkan di tempat isolasi selama 14 hari.
Pemerintah Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan juga menyediakan ruang isolasi yang bekerja sama dengan pengelola villa. Villa tersebut dijadikan sebagai tempat untukisolasi bagi PMI yang pulang kampong setelah dari luar negeri. Namun, para PMI yang diisolasi di vila ini harus membayar uang sewa Rp 50 ribu/hari.
“Pihak hotel sangat peduli dengan warga di Desa Bukti sehingga pihak hotel memberikan harga murah. Tapi nanti untuk makan dan keperluan lainnya akan disiapkan oleh Desa,” terang Sekretaris Desa Bukti I Made Suparta.
Ia menjelaskan, Pemerintah Desa sudah mengalokasikan dana sebesar 33 juta lebih untuk akomodasi para PMI yang diisolasi. Ia mengatakan, sebelum adanya Surat Edaran Bupati Buleleng, sudah ada PMI yang datang sebanyak 13 orang dan dikarantina mandiri di rumah masing-masing sesuai kesepakatan desa adat dan desa dinas.
Saat ini, ada 8 orang PMI yang masih bekerja di luar negeri. Dan 2 orang pekerja kapal pesiar akan datang pada tanggal 15 April. Namun, sebanyak 6 orang PMI belum ada informasi kedatangannya.
“Untuk yang bekerja di Amerika dan Cina masih belum ada informasi kedatangannya. Tapi kami sudah siapkan tempat isolasinya jika mereka datang,” Katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) I Made Subur, SH mengatakan, pihaknya telah melakukan monitoring ke seluruh desa yang memiliki warga yang bekerja di luar negeri. Dan hampir sebagia besar desa sudah menyiapkan tempat isolasi.
“Hasil dari monitoring, desa-desa belum menyiapkan petugas dan SOP untuk yang mengawasi tempat isolasi. Jadi yang menjaga benar-benar profesional, ” Katanya.
Selain itu, Made Subur menghimbau kepada masyarakat termasuk PMI untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran COVID 19 di Buleleng.
“Ini bukan hanya tugas perbekel saja, tapi PMI juga harus memiliki komitmen untuk membantu pemerintah desa. Perbekel sudah menyiapkan fasilitas dan petugas pengawas tempat isolasi agar tidak kecolongan,” lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp, OG juga menghimbau kepada PMI untuk suka rela melakukan isolasi di tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah desa. Keputusan untuk membuat ruang isolasi di sleuruh desa untuk mempermudah pengawasan.
“Kalau diisolasi di rumah masing-masing kan susah diawasi, sedangkan selama 14 hari masih bisa terjadi transmisi dari PMI ini,” jelasnya.
Wabup Sutjidra menambahkan, untuk yang sudah melakukan isolasi di rumah selama seminggu masih diberikan kebijakan. Namun yang baru datang dan yang akan datang, Wabup Sutjidra menegaskan harus diisolasi di tempat yang sudah disediakan.
“Yang akan datang harus mau diisolasi di tempat terpisah, apa lagi yang datang dari Amerika dan Italia, karena disana kasus COVID 19 paling banyak di Dunia,” tegasnya. |NP|