Aparat desa Sulanyah menaikkan Bendera Merah Putih berukuran 4 meter x 6 meter dengan ketinggian 12 meter memperingati HUT RI ke-75 |FOTO : Edi Toro|
Singaraja, koranbuleleng.com | Bendera merah putih berukuran raksasa terlihat berkibar di speanjang jalan Desa Sulanyah. Sudah menjadi tradisi rutin di bulan Kemerdekaan, bagi warga Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt memasang puluhan bendera merah putih berukuran Jumbo di pinggir jalan desa setiap Agustus, memperingati Kemerdekaan RI. Ukuran bendera yang dinaikkan mencapai 4 meter x 6 meter di ketinggian 12 meter. Tiang yang digunakan dari bambu.
Namun, HUT RI ke-75 tahun ini, baru terpasang sekitar 5 bendera merah putih berukuran raksasa. Biasanya, di awal Agustus selalu terpasang hingga 50 bendera, namun tahun ini baru 5 bendera merah putih. Kendalanya di anggaran. Pemerintah Desa Sulanyah kekurangan anggaran untuk membeli bamboo besar, karena dana desa sebelumnya dimanfaatkan untuk penanganan COVID 19 dan bantuan bagi warga kurang mampu selama Pandemi COVID 19.
Perbekel Desa Sulanyah, Gede Sutarma mengatakan, pemasangan bendera di sepanjang jalan, selain memperingati hari kemerdekaan juga sebagai pendorong generasi muda untuk lebih cinta terhadap tanah air. Tanpa ada perjuangan pahlawan terdahulu kita sebagai generasi muda tidak akan bisa menikmati kemerdekaan seperti sekarang.
“Pendahulu-pendahulu kita dengan susah payah berjuang untuk Negara, bahkan nyawa dipertaruhkan. Kita disini ada seperti sekarang kan karena perjuangan mereka. Kenapa kita hanya memperingati dengan menaikkan bendera setiap tahun tidak mau,” ujarnya
Kenapa bendera berukuran besar? Sutarma menceritakan, agar rasa nasionalisme setiap warga besar seperti besarnya bendera yang dikibarkan.
“Bendera berkibar-kibar, melambai-lambai, seolah olah mengenang kita ke masa lalu. Tapi yang paling saya tonjolkan bagaimana kita menumbuhkan rasa nasionalisme para pemuda untuk mengenang perjuangan para pahlawan terdahulu,” imbuh Sutarma
Diakui Sutarma, peringatan hari kemerdekaan RI tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, awal bulan agustus, sebanyak kurang lebih 50 Bendera yang berukuran besar sudah berkibar sepanjang jalan desa Sulanyah.
Namun, anggaran tahun ini difokuskan untuk menangani COVID 19 yang sudah berjalan hampir 6 bulan, sehingga untuk pengadaan bambu untuk tiang bendera tidak bisa dilakukan.
Sementara, bambu yang sudah ada sejak tahun-tahun sebelumnya, tidak digunakan dengan alasan keamanan. Banyak bamboo yang digunakan sebelumnya sudah rapuh sehingga jika dipaksakan dikhawatirkan akan roboh diterjang angin. Harga satu unit bambu berukuran besar dan tinggi diperkirakan mencapai Rp100.000.
“Kita thau semuanya, anggaran sudah lari ke COVID, kita pasang yang ada-ada dulu. Kita punya tiang permanen ada 5. Sedangkan sisanya masih bambu. Jadi kita memilih masang yang permanen saja. Namun ini tak mengurangi rasa nasionalisme kita” ungkap perbekel yang sudah menjabat dari tahun 2002 ini
Karena tidak ada anggaran, pihak desa berusaha mencari donasi dari masyarakat maupun pihak lain agar bendera yang masih tersimpan di kantor desa bisa berkibar lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Selain pemasangan bendera besar, masyarakat Desa Sulanyah juga sudah ramai memasang bendera di depan rumah mereka masing-masing namun dengan ukuran yang mereka miliki.
“Kalau warga disini menaikan bendera yang mereka punya saja. Kalau untuk sisa bendera yang berukuran besar ya kita usahakan lagi nanti ” pungkasnya|ET|