Singaraja, koranbuleleng.com| Kasus meninggal pada pasien dengan status terkonfirmasi positif COVID 19 terus bertambah. Data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID 19 Buleleng Minggu, 27 September 2020, kasus meninggal bertambah tiga orang, sehingga secara kumulatif kasus kematian berjumlah 35 orang.
Sesuai dengan data yang dirilis, tiga orang yang meninggal dengan status terkonfirmasi positif itu masing-masing berasal dari Kecamatan Banjar, Kecamatan Sawan, dan Kecamatan Seririt. Selain itu, Gugus Tugas Buleleng juga mencatat ada tujuh kasus probable baru.
Pasien meninggal asal Kecamatan Sawan merupakan seorang wanita berusia 70 tahun. Pasien tersebut masuk RS KDH-BROS pada Minggu, 13 September lalu dengan keluhan batuk, sesak, dan demam. Pasien dinyatakan meninggal pada Kamis, 24 September dengan penyakit bawaan jantung.
Sementara pasien asal Kecamatan Banjar merupakan seorang pria berusia 48 tahun, yang menjalani perawatan di RSUD Buleleng sejak Rabu 9 September lalu. Sebelum dirawat di RSUD Buleleng, pasien sempat menjalani perawatan di RS Kertha Usada Singaraja, dengan keluhan demam yang tak kunjung reda, batuk, pilek, dan nyeri kepala. Pasien dinyatakan meninggal pada Sabtu, 26 September 2020.
Pasien lainnya ialah seorang pria berusia 45 tahun asal Kecamatan Seririt. Pasien ini merupakan seorang staf di Kantor Camat Seririt. Sebelumnya pasien sempat dirawat di RS Pratama Tangguwisia dengan diagnosa demam berdarah.
Sempat pulang dan menjalani rawat jalan, pasien kembali mengeluhkan sakit. Hingga kemudian pada Kamis 24 September lalu, pasien tak sadarkan diri pada pukul 02.00 dini hari. Keluarga langsung melarikan pasien ke RSUD Buleleng. Pasien dinyatakan meninggal pada Sabtu 26 September 2020.
Camat Seririt Nyoman Agus Tri Kartika Yuda mengakui ada seorang stafnya yang meninggal dengan status terkonfirmasi positif. Jenazahnya disebutkan sudah dikremasi dengan protokol COVID 19.
“Awal tidak masuk kantor itu karena tidak enak badan. Kemudian kami dapat informasi bahwa yang bersangkutan dirawat di RS Pratama Tangguwisia karena ada demam berdarah dan tipes. Kemudian beberapa hari kemudian dilarikan ke RSUD dan meninggal,” jelasnya.
Walaupun ada kasus kematian dengan status terkonfirmasi positif, namun Pria yang akrab disapa Gustri ini belum berencana melakukan penutupan terhadap pelayanan di kantor Camat Seririt.
“Pelayanan masih tetap seperti biasa. Karena yang bersangkutan sudah 3 minggu tidak masuk kantor. Tadi pagi juga sudah dikremasi dengan protokol kesehatan,” ujarnya.
Selain mencatat penambahan Kasus kematian, Gugus Tugas juga mencatat penambahan kasus terkonfirmasi baru berjumlah 31 kasus yang tersebar di delapan Kecamatan. Sementara untuk kesembuhan tercatat ada 10 orang. Sehingga saat ini, yang masih menjalani perawatan Dari 54 orang yang dirawat, sebanyak 14 orang dirawat di RSUD Buleleng, 7 orang dirawat di RS swasta, satu orang dirawat di Denpasar, dan 34 orang lainnya diizinkan menjalani isolasi mandiri.
Disisi lain, semenjak terbitnya surat edaran dari Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, RSUD Buleleng sudah menjadi rumah sakit rujukan perawatan pasien COVID 19 setelah sebelumnya dipusatkan di RSP Giri Emas. RSUD Buleleng pun memanfaatkan empat ruangan menjadi ruang isolasi.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng dr Putu Arya Nugraha menjelaskan, diawal penunjukkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Perawatan Pasien COVID 19, RSUD Kabupaten Buleleng hanya memanfaatkan ruang Lely yang biasanya dimanfaatkan sebagai ruang perawatan pasien dengan penyakit menular.
Karena jumlah pasien terkonfirmasi positif bergejala sedang dan berat bertambah, pihaknya pun kemudian menyulap ruangan lainnya sebagai ruang perawatan. Ruang itu masing-masing ruang Lely 1 dan Lely 2, Ruang VIP Mahotama, dan Ruang Flamboyan.
“Jadi kita siapkan empat ruangan dengan jumlah tempat tidur sebanyak 47 bed,” jelasnya.
Dengan status sebagai Rumah Sakit Rujukan perawatan COVID 19, maka pihak RSUD Buleleng melakukan penyesuaian alur pelayanan. Sehingga pasien umum bisa tetap mendapatkan pelayanan di RSUD Buleleng. Selain alur dan sistem pelayanan, penyesuaian pun dilakukan terhadap tenaga kesehatan. RSUD Kabupaten Buleleng bahkan secara khususnya menyiapkan 500 tenaga kesehatan yang khusus bertugas untuk memberikan pelayanan dan merawat pasien terkonfirmasi positif.
Pun demikian pihak manajemen juga selalu mengingatkan kembali kepada tenaga medis dan non medis yang bertugas agar lebih mengetatkan protokol kesehatan kepada siapapun yang ada di areal RSUD Buleleng.
“Penyesuaian pasti dilakukan, dan ada triage yang dibedakan, termasuk rute dan ruang perawatan,” ujar Arya Nugraha.
Sementara untuk menjamin tenaga kesehatan yang ditugaskan tidak terpapar dari virus corona, dr Arya Nugraha juga selalu memastikan jika stok Alat Pelindung Diri (APD) khususnya pakaian Hazmat Suit selalu ada. Walaupun jumlah yang dihabiskan dalam satu harinya terbilang cukup banyak.
“Setiap hari rata-rata habis 100 buah, dan untuk stok masih aman masih sekitar seribu APD yang tersedia di RSUD,” pungkasnya. |RM|