Singaraja | Hujan deras mengguyur selama hampir dua jam membuat kawasan wisata Lovina terendam banjir setinggi kurang lebih 50 sentimeter, Selasa (29/3) sore. Akibatnya, jalur di kawasan ini padat merayap selama beebrapa jam sore tadi.
Sebenarnya, Banjir di kawasan Lovina ini sudah seringkali terjadi. Banjir selain dipciu hujan deras juga karena kiriman sampah dari hulu sebuah sungai di kawasan ini. Padahal perbaikan gorong-gorong dan perbaikan trotoar sudah dilakukan oleh Dinas Pekerjan Umum. Namun, sampah serta potongan kayu yang terlalu banyak membuat gorong-gorong menjadi tersumbat.
Luapan banjir tidak hanya terjadi di jalur lalu lintas, namun juga merendam sejumlah hotel dan restoran di kawasan Lovina bahkan sampai ke obyek utama Pantai Binaria.
Kemacetan dan terganggunya suasana wisata membuat petugas kepolisian juga sibuk mengatur lalu lintas. Beberapa anggota kepolisian terpaksa mengatur lalu lintas dengan susah payah karena jalur macet total. “Hujan cukup deras dan saluran air meluap ke jalan membuat kemacetan. “ ujar Seorang petugas kepolisian, Made Sudiasda saat di lokasi banjir sore tadi.
Seorang pengelola hotel di kawasan Lovina, Didi mengaku banjir di kawasan lovina ini merugikan pihak pengelola hotel karena wisatawan cukup terganggu dengan situasi ini. Untuk Tahun ini sudah terjadi sekitar lima kali banjir di kawasan Lovina. Pihak pengelola hotel meminta supaya Pemerintah Kabupaten Buleleng bisa mencarikan solusi yang tepat untuk penanganan banjir ini.
“Kebanjiran seperti ini sudah sangat sering terjadi. Di awal tahun ini, Januari hingga sekarang sudah lima kali terjadi banjir,. JIka terus seperti ini maka kunjungan wisata ke Lovina akan sepi, yang rugi para pelaku pariwisata,” ujar Didi.
Seorang wisatawan Belanda, Kaei juga mengutarakan kalau banjir ini harus segera bisa ditangani oleh Pemerintah. Hal ini sangat menganggu wisatawan ketika menikmati suasana Lovina. Banjir menjadikan kawasan wisata menjadi tidak indah.
“Saya merasa tergangu dengan banjir ini baru hujan sebentar sudah banjir. Saya kira, kondisi seperti ini harus bisa ditangani pemerintah kalian supaya tidak menganggu kenyamanan wisatawan,” ujar Kaei. |PW|