Singaraja | Gerakan penghijauan dan pelestarian lingkungan terus bermunculan di Buleleng. Bahkan, gerakan-gerakan penghijauan ini kini justru secara ramai muncul di wilayah desa Bali kuno di Buleleng. Sejumlah wisatawan asing pun mengikuti agenda penghijauan, pemungutan sampah dan pelepasliaran burung di desa Desa Cempaga, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali Minggu (3/4).
Agenda ini murni dilakukan secara mandiri oleh warga desa Cempaga bersama organisasi sosial Buleleng Harmoni yang fokus terhadap misi pelestarian alam dan peduli sampah. Penghijauan dan aksi memungut sampah dilakukan dipintu masuk Desa Cempaga sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer. Jenis pohon yang ditanam yakni Pohon Glodok yang ditanam di pinggir jalan raya.
Setelah melakukan penghijauan dan pemungutan sampah, warga bersama wisatawan asing juga melakukan pelepasliaran burung di wilayah hutan lindung Desa Cempaga.
Kepala Desa Cempaga, Putu Suarjaya mengungkapkan aksi ini sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan keasrian alam. Semua lini digerakkan oleh Suarjaya, muda-mudi, kelompok masyarakat. Sebelumnya juga sudah dua kali ada reboisasa dengan bantuan bibit pohon dari Dinas Kehutanan Kabupaten Buleleng. Total hutan lindung yang ada di Desa Cempaga kurang lebih seluas 50 hektar.
Jenis tanaman yang ditanam dalam reboisasi sebelumnya yakni snokling, serta sejumlah pohon buah-buahan.Menurut Suarjaya, penanaman pohon berbagai jenis buah-buahanin sangat penting karena habitat hewan hutan masih cukup banyak sehinjgga nantinya mereka tidak kehilangan pakan alaminya. Beberapa jenis hewan hutan yang masih ada di wilayah hutan lindung di desa cempaga yakni kera, burung, dan sejenisnya.
“Nanti kami akan buat hutan lindung sebagai kawasan produktif untuk kepentingan pelestarian alam dan wisata wisata alam seperti areal trekking. Wisatawan yang berwisata ke areal trekking akan diajak untuk menanam pohon.Satu wisatawan satu pohon. Saat ini kita sedang set-up dulu guide lokal.” Ujar Suarjaya.
Sementara itu, wisatawan asing Paula dari Belanda mengatakan Bali adalah pulau yang indah. Keindahan Bali selain karena adat dan budaya, juga karena faktor alam. Jangan sampai alam ini rusak, dan karena itku semua warga dan elemen masyarakat juga harus sadar untuk ikut melestarikan likngungan.
“Jika penghijauan sudah dilakukan ini sangat baik untuk desa, untuk alam. Saya kira ini pekerjaan yang baik. Peduli terhadap hutan, peduli dengan sampah akan menjadikan alam menjadi lebih baik. Bali itu pulau yang sangat indah jadi harus bersih,” ujar Paula.
Paula selama ini tinggal di sebuah villa di Desa Cempaga keluarganya. Menurut warga, Dia sering memberikan dukungan kepada warga desa untuk terus melakukan penghiajuan dan peduli terhadap keberadaan sampah. |NP|