Transformasi STAHN Mpu Kuturan

Kampus STAHN Mpu Kuturan di Kelurahan Banyuning, Singaraja |FOTO : Rika Mahardika|

Singaraja, koranbuleleng.com| Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja terus memoles diri. Kampus ini terus mengembangkan segala bentuk khasanahnya agar menjadi Perguruan Tinggi yang wahid.  Sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Agama Hindu Negeri di Bali Utara, STAHN Mpu Kuturan sudah melakukan transformasi dalam ragam bidang, dan kampusnya mentereng diatas lahan yang cukup luas.

- Advertisement -

Sebenarnya perjalanan panjang ditempuh perguruan tinggi ini sebelum menjadi perguruan tinggi negeri agama Hindu.  Dulu, pada tahun 1967 Kampus yang memiliki dua tempat perkuliahan ini yakni di Jalan Kresna dan jalan Pulau Menjangan ini bernama Sekolah Perguruan Guru Agama Hindu Negeri (PGAHN) Singaraja. Pada tahun 1993 Sekolah ini pun tutup, karena Peraturan Pemerintah menyebutkan jika calon guru haruslah bergelar S1.

Ditahun yang sama, PGAHN Singaraja kemudian berubah menjadi APGAH, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 588 tanggal 25 Mei 1993 tentang Pendirian Akademi Pendidikan Guru Agama Hindu Negeri (APGAHN) Denpasar. Sementara untuk gedung bekas PGAHN Singaraja dijadikan kampus II.

Perubahan nama dan peningkatan status kembali terjadi. Pada tahun 1999, APGAHN Denpasar kemudian ditetapkan menjadi STAHN Denpasar sesuai dengan Keputusan Presiden  RI Nomor 20 Tahun 1999 pada tanggal 3 Maret 1999.  

Perjuangan peningkatan status dari STAHN menjadi IHDN, membuahkan hasil dengan turunnya Keputusan Presiden No.1 Tahun 2004 tentang Perubahan STAHN Denpasar menjadi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, diresmikan pada tanggal  23 Maret 2005 di Bangli oleh Menteri Agama RI, HM. Basyuni. Kampus di Singaraja dijadikan Kampus II.

- Advertisement -

Pihak manajemen IHDN Denpasar di Singaraja kemudian melakukan perjuangan agar bisa berdiri sendiri sebagai Sekolah Tinggi. Hingga kemudian terbentuklah Panitia Pemekaran/Pendirian STAHN Singaraja yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Nomor: Ihn/025/Kep/2015 tanggal 2 Januari 2015 tentang Penetapan Panitia Penyelenggara Pemisahan Kampus Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar di Singaraja dari Kampus Induk Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Menjadi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Singaraja.

Perjuangan menjadikan STAHN Mpu Kuturan berhasil mendapat persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/503/M.PAN-RB/01/2016, tanggal 27 Januari 2016, Hal: Pendirian Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja.

Peresmiannya, berlangsung 22 Maret 2016 bertempat di Gedung Wanita Laksmi Graha Singaraja. Kala itu, peresmian dilakukan oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin. Saat peresmian itu juga, STAHN Mpu Kuturan ini merupakan perguruan Tinggi Agama Hindu Negeri yang keempat di Indonesia.

Saat itu, segala proses perkuliahan masih berlangsung di kampus yang berlokasi di Jalan Kresna Singaraja. Hingga kemudian, STAHN Mpu Kuturan memulai melaksanakan pembangunan di Lahan seluas satu hektar di Jalan Pulau Menjangan, Kelurahan Banyuning. Lahan tersebut merupakan aset Kementerian Agama RI yang sebelumnya adalah asrama PGAHN Singaraja..

Kini diatas lahan tersebut sudah berdiri sebuah bangunan megah tiga lantai yang dilengkapi dengan basemen. Gedung itu kini dimanfaatkan sebagai gedung rektorat. Proses pembangunannya dimulai sejak tahun 2017 lalu, dan sudah diresmikan pada Akhir tahun 2019 lalu.

Ditahun 2021 ini, Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja akan melanjutkan pembangunan gedung perkuliahan di kampus Jalan Pulau Menjangan, Kelurahan Banyuning Singaraja. Dana yang disiapkan mencapai Rp11,5 Miliar.

Bangunan gedung perkuliahan itu berlokasi di sebelah Selatan Gedung Rektorat. Saat ini, sudah berdiri konstruksi dasar bangunan yang telah dikerjakan pada tahun 2020 lalu. Kini pembangunannya akan kembali dilanjutkan untuk proses finishing.

Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STAHN Mpu Kuturan Singaraja Ida Bagus Wika Krishna ditemui di ruang kerjanya menjelaskan, dana yang disiapkan untuk tahap finishing mencapai Rp11,5 Miliar. Saat ini tengah dilakukan persiapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk penentuan harga dalam tender pekerjaan nantinya.

“Kita sudah minta interpolasi dari PU untuk pembagian biaya perencanaan, fisik dan pengawasan. Untuk pembangunan fisik nilainya sekitar Rp10 miliar untuk finishing gedung kelas tersebut. Untuk tahun ini dengan adanya pengurangan anggaran kita akan fokus gedung fisiknya nanti non lift, liftnya nanti bisa kebijakan belakangan, tapi tempatnya sudah ada,”jelasnya.

Ida Bagus Wika yang juga sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) STAHN Mpu Kuturan Singaraja mengatakan, sesuai dengan bentuk tiruan atau maket yang sudah ada, bangunan tersebut dirancang memiliki tiga lantai. Sementara untuk desain fisik bagian luar, masih akan mengusung kulture lokal dengan hiasan ukiran Bali, sehingga bentuk bangunan akan menyatu dengan Gedung Rektorat.

Gedung itu nantinya akan dimanfaatkan untuk ruang perkuliahan dua Jurusan yakni Jurusan dharma Acarya dan Dharma Duta. Selain itu ada beberapa ruang lain untuk kantor jurusan dimaksud.

“Target kita tahun ini bisa selesai dan bisa digunakan. Akhir Januari sudah masuk lelang, hasilnya Februari sudah ada keputusan pemenang, dan awal Maret sudah mulai start pengerjaannya,”kata Ida Bagus Wika.

Selain akan membangun fasilitas gedung untuk Rektorat dan juga gedung perkuliahan, STAHN Mpu kuturan di Jalan Pulau Menjangan juga akan menyediakan fasilitas asrama untuk mahasiswa.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memberikan hibah berupa gedung asrama mahasiswa untuk Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja. Pelaksanaan pembangunan direncanakan akan dimulai pada Bulan Mei 2021 mendatang.

Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja Dr. I Gede Suwindia, M.A di ruang kerjanya Rabu, 6 Januari 2021 menjelaskan, pihak STAHN Mpu Kuturan sebelumnya telah mengajukan proposal kepada Kementerian PUPR di tahun 2020 lalu.

Dari pemaparan desain, Gedung Asrama akan dibangun di bagian Timur kampus. Gedung tersebut akan dibangun tiga lantai dengan basement dan dilengkapi aula dan ruang rapat. Sementara untuk kapasitas gedung, bisa menampung mahasiswa hingga 180 orang. Dimana satu kamar seluas 24 meter persegi itu, nantinya akan dilengkapi dengan dua hingga empat tempat tidur, dapur dan juga kamar mandi.

Kini, pihak kampus masih melakukan penataan pada lokasi lahan yang akan dimanfaatkan menjadi gedung asrama, dengan melakukan pekerjaan meratakan tanah dan pembangunan dinding penahan tanah.

“PUPR menerima lahan yang siap bangun, karena kontur tanah bergelombang, ada beberapa pekerjaan meratakan tanah dan membangun dinding penahan tanah. Ketika sudah siap barulah akan dilanjutkan dengan pembangunan. Februari akan kita mulai kegiatannya,” jelasnya.

Menurut Suwindia, dari hasil koordinasi yang dilakukan dengan pihak Kementerian, proses pembangunan Gedung Asrama akan dimulai pada Bulan Mei 2021 mendatang. Sementara untuk pelaksanaan tender akan dimulai pada Bulan Februari dan Maret tahun 2021.

“Seluruh kegiatan akan dilakukan oleh Kementerian, mulai dari tender, pengawas, dan pembangunan. Termasuk juga nanti sudah dilengkapi dengan fasilitas mebeler untuk di ruangan dan juga kamar tidur. Jadi kita hanya tinggal menerima kuncinya saja,” ujarnya.

Nantinya setelah gedung asrama itu diserahkan kepada STAHN Mpu Kuturan Singaraja, gedung itu hanya boleh dimanfaatkan untuk hunian mahasiswa. Pengelolaannya pun harus dilakukan secara profesional. Mahasiswa yang akan menempati asrama akan dikenakan biaya yang terjangkau.

Dana itu selanjutnya akan masuk ke kas Negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Kemudian, dana itu pun bisa diamprah oleh pihak kampus untuk kegiatan lembaga.

“Penggunaan dan pemanfaatannya nanti harus kita laporkan. Dan ketika laporan penggunaan, ketertiban pengguna sudah kita lampirkan dalam sebulan atau dua bulan setelah dimanfaatkan, barulah nanti rencananya di dilanjutkan dengan gedung asrama kedua,” kata Suwindia.

Disisi lain, dengan pembangunan fasilitas dan penyediaan sarana dan prasarana, aktivitas kampus memang akan berpusat di Jalan Pulau Menjangan. Sementara untuk kampus di Jalan Kresna Singaraja, akan dimanfaatkan untuk aktivitas Pascasarjana.

“Tahun depan kita target membangun gedung kelas untuk dua jurusan lagi, setelah itu baru lanjut untuk auditorium, dan berbagai pembangunan lainnya,”Imbuhnya.

Suwindia mengatakan, dengan gencarnya pembangunan fisik yang dilakukan, Ia memang memiliki target besar untuk bisa diwujudkan dalam tiga tahun mendatang. Yakni untuk merubah dan menaikkan status dari Sekolah Tinggi menjadi Institut.

“Salah satu penyokongnya adalah penyediaan bangunan fisik untuk perkuliahan harus siap. Harapan kita sesuai target, kita harus bahu membahu termasuk dengan Pemerintah Daerah, Provinsi Dan Pusat, sehingga kita bisa mencari sumber dana mempercepat pembangunan di kampus ini,” pungkasnya.

Pewarta : Rika Mahardika

Editor     : I Putu Nova A.Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts