Ratusan Rumah Tak Layak Huni dapat Perbaikan dari Dana DAK

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Buleleng (Perkimta) Ni Nyoman Surattini |FOTO : Edy Nurdiantoro|

Singaraja, koranbuleleng.com | Sebanyak 140 unit rumah tidak layak huni (RTLH) di kecamatan Buleleng akan mendapat perbaikan pada tahun 2021. Rincinannya, Desa Anturan 22 unit rumah, Desa Petandakan 38 unit rumah, Kelurahan Penarukan dan Desa Poh Bergong masing-masing 40 unit rumah.

- Advertisement -

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Buleleng (Perkimta) Ni Nyoman Surattini  mengatakan, perbaikan rumah tak layak huni ini bersumber dari  Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar  Rp2,8 milyar. Saat ini pihaknya telah verifikasi data di lapangan dan akan membentuk tim serta menunjuk toko bangunan dan bank penyalur. Nantinya masing-masing rumah akan mendapat bantuan mendapat masing-masih Rp. 20 juta.

“Ini sifatnya perbaikan rumah tak layak huni,   menyesar di kawasan kumuh perkotaan, karena memang itu juksnis dari DAK untuk mengurangi wilayah kumuh,” katanya

Karena prosesnya panjang, mulai dari verifikasi, untuk program bantuan perbaikan rumah di rancang sampai bulan desember 2021, hanya saja perbaikan 1 unit rumah yang sudah di pilih untuk di perbaikan memakan waktu sekitar dua bulan.

“Proses pencairan dana dari kita, hanya saja yang mengerjakaan kan mereka, kita hanya mengawasi,” katanya

- Advertisement -

Pihaknya mengakui, jika bantuan tahun ini ada kenaikan dari tahun lalu sekitar Rp17, 5 juta menjadi Rp20 juta, hal tersebut terjadi lantaran harga bahan baku bangunan meningkat , namun ongkos tukang masih sama seperti tahun sebelumnya.

“Syarat penerima bantuan masih seperti tahun-tahun sebelumnya, salah satunya masyarakat yang ekonominya rendah yang direkomendasikan dari desa,” lanjutnya

Meski setiap tahun terus dilakukan perbaikan rumah, namun data dari Perkimta masih terdapat sekitar 6000 unit rumah tak layak huni di Buleleng.  Sebelumnya dari tahun 2017 pihaknya sudah memperbaiki sekitar 9000 unit rumah.

Untuk itu, pihaknya berharap masyarakat bisa berswadaya dalam membangun rumah layak huni. Karena jika hanya mengandalkan bantuan pemerintah dikawatirkan rumah tidak maksimal.

“Swadaya yang dimaksud bukan hanya bantuan material namun bisa berupa tenaga untuk membantu proses perbaikan, misalnya angkut-angkut material bangunan,” pungkasnya. |ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts