RSUD Buleleng mulai mencatat keterisian tempat tidur yang tinggi untuk perawata pasien COVID-19 sehingga harus melakukan pendekatan dengan rumah sakit swasta agar bisa menampung pasien bergejala ringan |FOTO : Arsip|
Singaraja, koranbuleleng.com| Pemerintah Kabupaten Buleleng terus mengupayakan untuk menambah jumlah tempat tidur untuk pasien COVID-19. Hal ini dilakukan agar beban RSUD Buleleng berkurang.
Saat ini jumlah Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur khusus pasien COVID-19 di Buleleng mencapai angka 84, 47 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. Sucipto mengatakan pemerintah telah mengundang beberapa rumah sakit swasta untuk membicarakan BOR yang tinggi di Buleleng. Dalam pertemuan tersebut, yang menjadi kendala dalam penyediaan kamar tidur khusus pasien COVID-19 ada pada rumah sakit swasta itu sendiri.
Yakni, rumah sakit swasta di Buleleng juga melayani pasien umum biasa, sehingga butuh waktu untuk bisa menyiapkan tempat, agar aman. Selain itu, kalau tidak dipersiapkan dengan matang dikhawatirkan pasien lain juga bisa terkonfirmasi COVID-19.
“Ya kendalanya pada alur rumah sakit swasta, karena kan mereka berdekatan dengan pasien umum lainya, jadi butuh waktu panjang. Kan harus di pisah, biar tidak terkonfirmasi pasien lainya,” katanya.
Meski ada kendala, namun pihaknya mengaku bersyukur dari sekian rumah sakit swasta di Buleleng menyediakan sebanyak 13 tempat tidur. Harapannya dengan tambahan tersebut setidaknya dapat mengurangi jumlah BOR di Buleleng. Selain juga mengupayakan RSUD Buleleng untuk menambah jumlah tempat tidur.
dr. Sucipto menambahkan, penambahan tempat tidur di rumah sakit swasta ini akan di khususkan untuk pasien yang bergejala ringan, sedangkan yang bergejala sedang dan berat kan dikhususkan di RSUD Buleleng.
“Karena kemungkinan sekarang puncaknya, tapi kita berdoa agar kasus semakin landai. Selain itu, kita terus lakukan tracing agar yang OTG, bisa dilakukan isolasi mandiri. Ketika yang bergejala baru kita rawat di rumah sakit” pungkasnya. |ET|