Singaraja, koranbuleleng.com| Sebuah rumah di Banjar Pererenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng terendam lumpur akibat banjir, Selasa 2 Nopember 2021. Tembok pagar rumah dengan tinggi 1 meter dan panjang 10 meter jebol oleh banjir.
Pemilik rumah, Komang Budiarta, 44 tahun, mengatakan kejadian itu terjadi pada pukul 12:00 wita, saat itu ia dan istrinya sedang duduk di bale bengong rumahnya, sedangkan anaknya ada di dalam rumah untuk tidur.
Hujan deras memacu aliran air yang deras di saluran air samping rumahnya. Akibatnya saluran air yang sempit meluap akibat banyaknya kayu-kayu gelondongan dan batu besar menghambat laju air sehingga meluap ke jalan dan menerobos masuk ke rumahnya.
“Merusak tembok dan merendam barang yang ada di dalam rumah,” ujarnya ditemui Selasa 2 November 2021.
Budiarta mengatakan kejadian tersebut tidak dialaminya hanya kali ini saja. Setiap musim penghujan, keluarganya selalu merasakan khawatir. Pasalnya setiap hujan deras, air yang ada di saluran air rumahnya akan meluap, karena gorong-gorong yang disana sempit.
“Recananya kami ingin mebuat got, namun tidak diizinkan oleh kelian dusunnya karena akan ada pelebaran jalan. Gotnya ada tapi tidak berfungsi karena sempit. Gotnya setiap ada hujan baru ada air, alirannya dari kebun warga,” katanya.
Selain itu, Budiarta menuturkan kejadian yang terjadi saat ini yang paling parah, karena air yang masuk kedalam rumah sudah mencapai sepinggang orang dewasa.
Akibat kejadian itu, Budiarta harus membuang kasur, selimut dan bantal karena telah terandam air. Tidak hanya itu, beras yang sebanyak 50 kilogram miliknya juga terdam air. Beruntung warga sekitar yang datang membantu bisa ikut menolong dan mempercepat keluarganya membersikan sisa-sisa lumpur, dari kejadian itu.
“Kalo mengungsi sih tidak, tapi setiap hujan kami harus siaga saja,”ujarnya.
Sementara, Perbekel Desa Gitgit, I Putu Arcana mengatakan, kondisi rumah Budiarta dibawah badan jalan dan saluran air.Pemdesa Gitgit akan melakukan penyisiran ke sungai-sungai agar bisa dibuatkan saluran air alternatif, supaya air tidak selalu tertuju ke satu titik ke saluran air yang ada di samping rumah Budiarta.
“Akan saya sisir sungai ini dulu. Kalau ada cara mengalihkan air, akan kami cari dulu,” pungkasnya.|YS|