Singaraja, koranbuleleng.com | Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) berupaya mendorong kualitas civitas akademikanya. Kampus yang sudah terakreditasi A tersebut semakin menampakan kekuatan, termasuk dalam meningkatkan akreditasi jurnal-jurnal hasil karya dosen maupun mahasiswa. Bukan hanya mencapai akreditasi nasional seperti SINTA, tapi mampu masuk ke akreditasi tingkat internasional, salah satunya DOAJ (Directory of Open Access Journal).
Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Undiksha mengadakan workshop dengan tema Karantina Akreditasi Jurnal Undiksha dan Indeks Directory of Open Access Journal (DOAJ) tahun 2021, dari tanggal 18, 19, 22, 23 November 2021 di Bali Taman Hotel’n Resort. Workshop ini menyasar pada tim pengembangan jurnal di setiap fakultas Undiksha.
Tim pengembang e-journal Undiksha, Gede Aditra Pradnyana, S.Kom., M.Kom, memaparkan saat ini Undiksha memiliki 112 jurnal yang sudah melalui standardisasi nasional. Namun baru 82 yang terindeks SINTA. Workshop ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah indeks SINTA jurnal Undiksha agar semua jurnal Undiksha terindeks SINTA. Selain itu ada beberapa jurnal bisa naik tingkat di SINTA. Targetnya, tahun 2023 tidak ada jurnal Undiksha yang terindeks SINTA 4.
Selama kegiatan, ada tahapan-tahapan yang dilakukan untuk akreditasi jurnal ke DOAJ, seperti persiapan, pengusulan, dan rencana diakhir akan di-submit jurnal yang masuk ke DOAJ.
“Dalam kegiatan ini juga kita melakukan pendampingan agar jurnal undiksha mulai terindeks DOAJ. Targetnya ada 10-20 jurnal undiksha pada semester pertama tahun 2022 sudah terindeks DOAJ.” jelas Aditra.
Tim lain, I Nyoman Laba Jayanta, S.Pd., M.Pd., juga menyatakan akreditasi jurnal yang terindeks SINTA, DOAJ, maupun Scopus memiliki banyak manfaat terutama untuk penulis maupun lembaga.
Dari sisi penulisnya, jurnal tersebut biasanya dipakai untuk kenaikan pangkat, seperti Lektor Kepala dan Guru Besar. Dari sisi lembaga, akreditasi jurnal dipakai barometer untuk menentukan kualitas lembaga tersebut.
Kesulitan yang sering dialami tim pengembangan jurnal untuk masuk akreditasi jurnal ada kualitas dari artikel yang diunggah. Bukan hanya dari penulis namun juga dari reviewernya.
“Untuk meningkatkan kualitas artikel, lembaga secara kontinyu mengadakan karantina jurnal, dan lembaga berusaha untuk terus menggenjot sehingga kualitas jurnal akan semakin baik lagi.” tutup Laba. |SY|