Kemenkeu Inspeksi Proyek Pembangunan dari Pembiayaan SBSN

Singaraja, koranbuleleng.com|Kementerian Keuangan melakukan inspeksi ke sejumlah pembangunan proyek di Bali yang dibiayai melalui Surat Berharga Negara yang berbasis syariah (SBSN).

Beberapa pembangunan berada di wilayah Kabupaten Buleleng, pembangunan 10 titik jalan tembus Singaraja – Mengwitani dan pembangunan gedung Laboratorium Kesehatan Terintegrasi, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.

- Advertisement -

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, Lucky Afirman sempat melaksanakan soft launching laboratorium Kesehatan Terintegrasi Undiksha, Kamis 26 Nopember 2021.

Lucky menerangkan Pembangunan Laboratorium Kesehatan Terintegrasi Universitas Pendidikan Ganesha Salah satu proyek SBSN di sektor pendidikan ini pembiayaannya dilakukan secara Single Year Contract (SYC) tahun 2021. Total alokasi yang digunakan sebesar Rp99,94 miliar.  

Pembangunan Laboratorium Terintegrasi Universitas Pendidikan Ganesha ini, merupakan perwujudan dari komitmen yang kuat dari Pemerintah untuk pembangunan Sumber Daya Manusia melalui sektor pendidikan.  

Pembiayaan proyek melalui SBSN merupakan sinergi kebijakan di antara Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan Kementerian/Lembaga (K/L) lainnya untuk membiayai proyek-proyek atau kegiatan prioritas dengan menggunakan dana yang bersumber dari pasar keuangan melalui instrumen SBSN yang diterbitkan oleh Pemerintah sejak tahun 2008.

- Advertisement -

“Dalam perkembangannya, pembiayaan proyek SBSN tersebut menunjukkan trend yang cukup menggembirakan. Hal tersebut tercermin dari semakin meningkatnya pembiayaan Proyek SBSN, baik dari sisi jumlah K/L yang menjadi pemrakarsa proyek, nilai pembiayaan yang dialokasikan, jumlah proyek yang di bangun, maupun berdasarkan sebaran satker pelaksana proyek SBSN dan lokasi proyek SBSN yang dikerjakan. Berbagai proyek strategis telah dihasilkan dari proyek SBSN dan dapat dilihat secara nyata dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.” terang Lucky.

Sampai dengan tahun 2021, total proyek yang dibiayai dari SBSN sudah mencapai 3.447 proyek yang tersebar di berbagai wilayah tanah air Indonesia.

Sementara pembangunan Jalan Baru Batas Kota Mengwitani – Singaraja yang dibiayai melalui SBSN MYC senilai Rp308,15 miliar dimaksudkan untuk mengurangi waktu tempuh dari kota Denpasar (PKN) menuju kota Singaraja (PKW) dan memperbaiki geometrik titik blackspot pada ruas jalan Mengwitani Singaraja.

Ruas Jalan baru ini dimasukkan dalam ruas jalan Nasional yang berada di jalur tengah Pulau Bali menghubungkan Bali Utara dengan Bali Selatan.  

Volume kendaraan yang melewati jalur ini cukup padat karena selain menghubungkan Bali Utara dengan Bali Selatan, terdapat banyak destinasi wisata andalan di Pulau Bali pada jalur ini seperti Kebun Raya Eka Karya, Danau Beratan, Danau Tambilingan, Danau Buyan, Air terjun Gitgit, dan Pura Ulundanu.

“Pembangunan Shortcut tersebut diharapkan dapat dapat mempercepat perkembangan perekonomian di wilayah Bali Utara dan mempercepat waktu tempuh dari Bali Selatan terutama Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali dan Kabupaten Badung sebagai destinasi utama pariwisata Bali menuju Singaraja ataupun sebaliknya.” paparnya.  

Pembangunan lain di Bali yang menggunakan SBSN yakni Pembangunan Prasarana Bendungan Pengendali Banjir Tukad Mati Badung.

Kata Lucky, Pembangunan prasarana bendungan pengendali banjir Tukad Mati, merupakan salah satu contoh nyata SBSN Proyek di Bali yang dilaksanakan oleh Ditjen SDA Kementerian PUPR. Pembangunan ini dibiayai melalui SBSN secara Kontrak Tahun Jamak (MYC) dari tahun 2017 hingga 2019 dengan total alokasi SBSN yang digunakan sebesar Rp 319 miliar.

Proyek tersebut merupakan bagian dari program penataan dan normalisasi sungai guna pengendalian banjir di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, termasuk area Kuta, Seminyak, dan Legian yang menjadi pusat kegiatan pariwisata internasional.  

Selain penanganan banjir, proyek ini dimaksudkan untuk peningkatan manfaat ekonomi kawasan, dukungan kegiatan pariwisata, dan konservasi suaka pantai.

Selain di Bali, banyak  pembangunan infrastruktur yang dibangun melalui SBSN.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko mencatat diantaranya pembangunan Infrastruktur perkeretaapian seperti Trans Sulawesi parepare – Makassar, Trans Sumatera, dan Double Track KA selatan Jawa.

Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di berbagai provinsi, antara lain pembangunan jembatan Youtefa di Jayapura, Papua, dan jembatan pulau Balang untuk dukungan konektivitas trans Kalimantan. Pembangunan beberapa bandara dalam rangka penyiapan Jembatan Udara di Papua, termasuk dukungan Ibu Kota Negara (IKN). Pembangunan sumber daya air (bendungan, irigasi, penyediaan dan pengelolaan air tanah).

Sementara itu, Rektor Undiksha Singaraja, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.,mengatakan pembangunan gedung laboratorium terintegrasi ini sebagai dukungan dari Pemerintah Pusat untuk memajukan dunia Pendidikan. Pembangunan ini sesuai dengan cita-cita dan semangat Undiksha untuk menjadi perguruan tinggi yang bisa menjadi trend setter dan International reputable.  “Gedung ini bermanfaat untuk peningkatan kualitas proses belajar mengajar di Undiksha,” terang Jampel.

Dalam rangka pengembangan Undiksha, masih perlu adanya peningkatan sejumlah sarana-prasana. Oleh karena itu, tetap diharapkan adanya perhatian dari pemerintah, termasuk untuk selanjutnya dapat dilakukan kembali pembangunan dengan dana dari SBSN.

“Terkait hal itu, kami sebagai Rektor berjanji disini di dalam sistem pelayanan publik, untuk menjadikan gedung ini bisa memberikan kualitas output. Tanpa adanya sarana prasarana yang bagus maka akan mengurangi proses pasti akan mengurangi output,” ungkapnya.|NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts