Singaraja, koranbuleleng.com │ Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid19 Buleleng mengambil langkah untuk meniadakan arak-arakan ogoh-ogoh pada perayaan hari Raya Nyepi 2022. Penundaan pawai ogoh-ogoh ini diambil lantaran kasus terkonfirmasi Covid19 di Buleleng kembali meningkat.
Sekda Buleleng yang juga Sekretaris Satgas covid19 mengatakan, sesuai dengan surat edaran Gubernur Bali dan surat dari MDA Kabupaten Buleleng beberapa minggu yang lalu. Pada poin ke menyebutkan jika pawai ogoh-ogoh diijinkan jika kasus Covid19 di Bali melandai dan stabil.
Namun melihat kasus terkonfirmasi yang terus meningkat, Satgas memutuskan untuk menunda pembuatan ogoh-ogoh. Saat ini satgas sudah memberikan instruksi penundaan ogoh- Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Buleleng untuk diteruskan ke seluruh desa adat yang ada di Buleleng.
“Ini sebagai antisipasi agar masyarakat tidak telanjur dalam pembuatan ogoh-ogoh dan tidak juga terlanjur mengalami kerugian” kata Suyasa usai rapat bersama Forkopimda, MDA, SKPD terkait dan para camat Se-Buleleng, jumat 4 Februari 2022
Sementara itu, Penyarikan Madya MDA Kabupaten Buleleng Nyoman Westa mengatakan, akan segera memberikan mengistruslsilam kepada MDA kecamatan untuk segera meneruskan instruksi dari Satgas Buleleng.
Instruksi yang diberikan ke masing-masing desa adat di Buleleng diharapkan segera disampaikan. Pihaknya tidak berharap para desa adat kecewa karena keputusan penundaan ogoh-ogoh. Namun demikian pihaknya berharap semua mentaati aturan yang sudah diberikan, karena ini untuk kepentingan bersama.
“Penundaan ini lebih awal kami sampaikan agar tidak ada kekecewaan oleh masyarakat. Ini juga untuk menjaga keselamatan krama desa adat” ujarnya.
Selain menunda pelaksanaan ogoh-ogoh, satgas juga berencana menambah jumlah Isoter. Dari dua isoter yang ada di Buleleng saat ini sudah terisi 150 orang pasien. Satgas berencana menyiapkan SMA dan SMK Bali Mandara untuk antisipasi kenaikan kasus yang terus meningkat.
Selain itu, para Camat juga didorong untuk berkoordinasi dengan perangkat desa dan kelurahan untuk kembali menjalankan Isoter Desa. Namun yang akan menempati Isoter Desa sedapat mungkin mereka yang posisinya Orang Tanpa Gejala (OTG). │ET│